Denpasar (bisnisbali.com) – Perkembangan usaha bank perkreditan rakyat (BPR) sangat ditentukan kekuatan modal. Di samping modal untuk berkembang, BPR juga perlu didukung sumber daya manusia (SDM) yang berintegritas.
Ketua DPK Perbarindo Bali Utara, Putu Sadiarta, Senin (9/9) mengatakan, tantangan persaingan BPR tahun 2019 sangat ketat, seperti menjamurnya industri keuangan berbasis digital seperti financial technologi (fintech) peer to peer lending.
Ia menjelaskan, untuk siap bersaing dengan fintech, BPR harus memperkuat permodalan. BPR dengan modal yang kuat bisa eksis dalam persaingan yang makin ketat.
Dipaparkannya, BPR juga harus siap dengan SDM yang mumpuni. SDM BPR wajib mempunyai Integritas yang kuat. “Hal ini guna memastikan pengelolaan BPR bisa dilakukan secara profesional dan sesuai aturan POJK,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, khusus penguatan permodalan agar pemegang saham segera menambah dana segar. “Jika memang mau komitmen bergerak di industri BPR, pemegang saham tentu berusaha untuk tidak mengambil dividen guna penguatan modal,” katanya.
Ia menegaskan, pemegang saham harus meyakinkan modal inti BPR bisa terus tumbuh. Hal ini dengan pemupukan laba secara organik.
Sadiarta menegaskan, dengan modal makin kuat maka BMPK bisa lebih besar. BPR akan mampu bersaing dalam bunga kredit. “Di sisi lain, BPR jangan lupa melakukan upgrade terhadap teknologi informasi. (kup)