Denpasar (bisnisbali.com)-Pengembangan bisnis pariwisata di Bali dinilai sangat menguntungkan. Dewan Pembina Apindo Bali, Panudiana Kuhn Jumat (6/9) mengatakan agar tetap menguntungkan jumlah kamar hotelĀ mesti dibatasi sehingga bisa sesuai kebutuhan wisatawan yang berlibur ke Bali.
Pariwisata kini, menurutnya bukan saja hiburan tetapi juga industri besar pendongkrak ekonomi negara. Bahkan, sektor pariwisata menjadi sebuah bisnis menguntungkan bagi dunia. Ia menilai pengembangan bisnis pariwisata ini juga perlu diatur. Kamar hotel di Bali dinilai sudah berlebihan sehingga memicu persaingan tidak sehat antar pengelola akomodasi pariwisata.
Dalam era revolusi industri 4.0 pariwisata Bali mesti berhitung. Produk pariwisata yang ditampilkan tidak semata-mata mengedepankan kuantitas tetapi wajib juga mengedepankan kualitas. Pariwisata Bali masih sangat sulit menghadapi tantangan persaingan dengan negara lain. Pariwisata Bali perlu melakukan SWOT analisis. Ini untuk membedah kelemahan Bali dan ancaman yang dihadapi Bali.
Kuhn menilai jumlah kamar hotel di Bali dinilai sudah kebanyakan. Jumlah kamar hotel saat ini di Bali sudah mencapai 146.000 kamar. Padahal kamar hotel yang dibutuhkan wisatawan di Bali hanya 90.000 kamar. Total kedatangan wisatawan ke Bali cuma 15.5 juta wisatawan. Ini baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan domestik (wisdom).
Dampak dari kegiatan pariwisata Bali memunculkan kemacetan lalu lintas di kawasan sentral pariwisata. Keamanan dinilai masih perlu ditingkatkan sehingga tidak sampai wisatawan menjadi korban tindak kejahatan. Panudiana Kuhn menambahkan masalah kebersihan kawasan pariwisata Bali mesti ditingkatkan. Secara bertahap Bali mesti terbebas dari sampah plastik. Jumlah kamar dibatasi, keamanan dan kenyamanan wisatawan mesti ditingkatkan sehingga semakin banyak wisman berlibur ke Bali.*kup