Travel agent atau Biro Perjalanan Wisata (BPW) yang telah menyesuaikan layanan dengan era digital dan beroperasi di Bali wajib tunduk pada aturan yang berlaku. Dewan Pengawas Tata Krama ASITA Bali, Komang Takuaki Banuartha Rabu (14/8) mengatakan ini antara lain guide yang digunakan travel agent wajib menggunakan busana adat Bali saat penjemputan wisatawan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Diungkapkannya, kenyataan di lapangan BPW online terlihat sudah mengabaikan penggunaan busana adat Bali saat penjemputan wisatawan. ” Perlu dipertanyakan apakah pakaian adat tidak berlaku bagi oknum travel online ,” ucapnya.
Ia menjelaskan oknum travel online banyak terlihat menjemput tamunya di Airport dengan celana pendek dan sandal jepit. Ini sangat merusak citra pariwisata Bali.
Dipaparkannya, di samping melanggar aturan pramuwisata di Bali, penjemputan wisatawan dengan celana pendek dan sandal jepit bertetangan program Pemerintah Provinsi Bali yang mencanangkan pengunaan busana adat Bali di hari Kamis dan hari raya.” Dimana peran pemerintah dan ketegasan pemerintah dalam mengawasi pemandu wisata dengan celana pendek dan sandal jepit ,” ucapnya.
Komang Takuaki melihat jangan sampai ada ketimpangan antara kewajiban penggunaan busana adat Bali, dan tidak terawasinya pelanggaran seperti ini. Jangan hanya lisensi guide yang diperhatikan tapi aturan lainnya juga harus ditaati.
Menurutnya, seluruh anggota asita selalu mewajibkan guide untuk berbusana adat Bali saat menjemput wisatawan. ” Ini terlebih guide yang bernaung di bawah HPI Bali,” ucapnya.
Pramuwisata wajib menggunakan busana adat Bali. Ini kenapa sekarang banyak guide dengan busana seenaknya berkeliaran di airport. “Tolong ketegasan pemerintah ,bila perlu dikeluarkan sanksi yang tegas, Belajarlah kita tida k bernego dengan yang sudah jelas salah ,” kilahnya.
Pemerintah perlu mengawasi travel online yang tidak bernaung di bawah Asita. Â Asosiasi Asita punya data biro perjalanan yang mengantongi ijin resmi.
Komang Takuaki Banuartha  menambahkan sisa BPW di luar anggota Asita bisa dilakukan tindakan sweeping oleh instansi pemerintah terkait. Ini agar citra pariwisata Bali dapat dipertahankan. ” Jangan semua berwacana menjaga citra pariwisata Bali ,tapi sebaliknya membiarkan hal-hal yang harus segera dihentikan,” tegasnya. *Kup