Usung Tema “Shining Buleleng”, Bulfest VII 2019 Tampil Istimewa

390
PUKUK GONG - Pemujulan gong sebagai tanda pembukaan Bukfest VII di Singaraja, Buleleng Selasa (6/8).

Singaraja (Bisnis Bali) – Mengusung tema “Shining Buleleng” ajang bergengsi Buleleng Festival 2019 tampil dengan banyak keistimewaan. Dibuka secara resmi oleh Deputi bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata. Buleleng Festival 2019 yang sudah memasuki gelaran ketujuh  ini tampil lebih berani dan berbeda dari tahun – tahun sebelumnya. Bahkan nuansa penuh dengan konsep tradisional tampak menghiasi sekeliling panggung utama Buleleng Festival 2019.

TARI – Penampilan ratusan penari Tari Panyembrana dalam rangkaian pembukaan Bulfest VII 2019 di Singaraja, Buleleng Selasa (6/8).

Hiasan anyaman janur dan daun kelapa dipadukan bunga gumitir yang didesain kreatif sebagai background panggung menjadikan gelaran Buleleng Festival 2019 ini penuh nuansa kearifan lokal yang unik. Terlebih lagi pada kegiatan yang akan berlangsung selama lima hari pada  6 – 10 Agustus 2019 ini juga digelar Workshop Gong Kebyar yang baru pertama kali pada ajang Buleleng Festival sebagai bentuk keseriusan Pemkab Buleleng dalam pelestarian kesenian khas Buleleng.

Keistimewaan lainnya yang turut meramaikan dan memeriahkan pagelaran Buleleng Festival 2019 ini, di antaranya penampilan 500 penari Tari Panyembrama pada acara pembukaan yang ditarikan oleh siswa dari jenjang SD, SMP dan SMA/SMK yang diambil dari masing – masing kecamatan di Buleleng. Pada panggung utama juga disajikan tari Pradwala Nilayam dan tari Ayuning Bhinneka Sakti.

Ada juga stan kuliner dan UMKM khas Buleleng serta Zona Millennial yang difasilitasi khusus oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng guna memberikan wadah bagi para kaum milenial dalam mempromosikan segala macam usahanya dan masih banyak lagi keistimewaan lainnya.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng, Ir. Gede Komang, M.Si yang juga sebagai Ketua Panitia Buleleng Festival 2019 di sela-sela kegiatan pembukaan di Areal Tugu Singa Ambara Raja, Selasa (6/8) malam mengungkapkan, sebagai bentuk implementasi tema Bulfest tahun ini yakni Shining Buleleng atau Buleleng bersinar pihaknya ingin menampilkan suatu yang berbeda dan bersinar pada Bulfest tahun ini tanpa meninggalkan seni budaya yang ada.

Yakni mewujudkan keinginan  Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST untuk mengangkat Gong Kebyar dari Dauh Enjung dan Dangin Enjung untuk diparadekan atau dilombakan di zona B (Sasana Budaya) dengan masing-masing seniman dan tarinya.  Dari Dangin Enjung terdapat nama besar pengawi kesenian antara lain Gde Manik dan Pan Wandres. Adapun kesenian hasil garapan Dangin Enjung antara lain Tari Terunajaya, Tari  Legong Kekebyaran, dan Tari Cendrawasih.

Sedangkan di Dauh Enjung ada nama besar Ketut Mardana dan I Putu Sumiasa, dengan garapan seni antara lain Tari Wiranjaya, Tari Merpati, dan Tari Nelayan khas Buleleng.  “Selain parade, baru pada Bulfest kali ini diadakan Workshop Seni dan Budaya. Dari tahun-tahun sebelumnya belum ada Workshop seni dan budaya. Oleh karena itu, pada tahun ini digelar parade dan juga workshop gong kebyar,” jelasnya.

Parade dan workshop ini juga merupakan harapan dari seniman yang berasal dari Kabupaten Buleleng. Berdasarkan saran dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, bagaimana membangkitkan pengetahuan masyarakat tentang gong kebyar khas Buleleng. “Khususnya yang menggunakan gong pacek,” ujar Gede Komang.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST mengungkapkan, gelaran Bulfest kali ini selain pementasan seni, budaya hingga pameran dan stan kuliner juga dilaksanakan berbagai kegiatan yang ada kaitannya dengan mempromosikan pariwisata di Buleleng beriringan dengan momentum pembangunan shortcut Singaraja-Denpasar. Dengan begitu, Buleleng telah siap dengan semuanya baik dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan budaya yang bisa dielaborasi dengan kesenian serta kuliner.

Bupati PAS menambahkan hal yang paling penting adalah Bulfest ini memberikan rasa kebersamaan bagi warga Buleleng. Selama ini, Buleleng terkenal dengan image keras dan sering ribut. Namun, beberapa tahun belakangan ini Buleleng aman dan tentram. Buleleng terus berbenah dalam bidang adat istiadat, kultur dan budaya, salah satunya dengan Buleleng Festival ini. “Saatnya kita memperlihatkan apa yang kita miliki inilah jengahnya Buleleng, apalagi Bulfest sudah masuk kalender Even Nasional dan masuk 10 Festival terbaik di Indonesia. Oleh karena itu kita siap menghadapi persaingan pariwisata dengan atraksi yang ada,” imbuh Agus Suradnyana.

Sementara itu dalam sambutannya, Deputi bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani memuji langkah Pemkab Buleleng untuk merangkul millennial dalam zona millennial. Seperti diketahui, millennial merupakan pasar potensial untuk pariwisata di Indonesia.  Sebanyak 51 persen wisatawan merupakan kaum millennial. “Apresiasi setinggi-tingginya kepada Bupati Buleleng karena telah merangkul kaum millennial pada Bulfest tahun 2019 ini,” ungkapnya.*ADV/Ira