BULELENG dengan wilayah pantai paling luas di Bali serta daerah pegunungan yang produktif cukup banyak menghasilkan aneka produksi pangan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat juga pasar. Seperti kawasan Desa Pancasari Kecamatan Sukasada salah satunya, sebagai sentra penghasil produk pertanian holtikultura tentu banyak yang bisa dibudidayakan, baik sayuran, buah-buahan hingga berbagai jenis bunga.
Baru-baru ini salah seorang petani di Desa Pancasari I Gede Adi Mustika bereksperimen dengan mencoba membudidayakan tomat. Namun bukan tomat hijau, orange atau merah, melainkan tomat ungu atau disebut juga sebagai super tomato atau indigo rose.
Varietas tomat ungu ini diketahui sangat populer di luar negeri karena rasanya enak dan warnanya yang menarik perhatian dengan gradasi sedikit gelap. Tomat ungu ini diketahui tinggi akan antioksidan.
Untuk memperoleh hasil buah yang higienis dan tentunya organik, ia menggunakan teknik penanaman dengan sistem fertigasi yakni penanaman dengan sistem pengairan yang dilakukan memakai driff dan diteteskan ke tanaman. Selain itu ia juga membudidakan tomat ungu ini dengan menggunakan green house. “Di sini semua kita gunakan sistem fertigasi juga green house tidak hanya menghasilkan buah dengan kualitas baik, pohon juga tidak mudah terserang hama penyakit,” jelasnya.
Dikatakan Gede Adi Mustika yang juga pemilik Wisata Petik Stroberi Wiwanda Agrow ini, buah tomat ungu memiliki tekstur padat berair, bijinya kecil dan tersebar ke seluruh daging buah. Teknik budi daya tomat ungu ini pun tidak berbeda jauh dengan tomat biasa dan bisa ditaman di kebun atau halaman rumah. Keunggulan lainnya adalah tomat ungu ini memiliki masa penuaan yang lebih lama dibandingkan tomat biasa. “Saya tanam tomat ini baru beberapa pohon saja, karena masih dalam tahap percobaan. Dengan melihat hasilnya yang cukup maksimal dan cocok dibudidayakan di Desa Pancasari tentu akan ada planing ke depan untuk mengembangkan varietas ini,” imbuhnya. *ira/editor rahadi