Budidaya Bekul Super, Sedikit Rumit tapi Prospektif

987

Singaraja (Bisnis Bali) – Budidaya bekul super belum banyak dilakukan oleh para petani buah, padahal prospeknya sangat luar biasa. Hal ini menurut I Made Budiasa, petani bekul asal desa Banjar, Kabupaten Buleleng karena cara budidaya yang sedikit rumit.

Bekul super yang ukurannya sebesar apel manalagi,  berwarna hijau sangat cerah berkilat seperti apel impor, daging buahnya renyah ketika digigit dan rasanya manis berbeda dengan bekul biasa. “Rasa bekul super yang enak, membuat buah lokal ini tinggi peminat. Makanya saya sampai kewalahan memenuhi permintaan pasar,” tutur Budiasa.

Meski permintaan tinggi, namun tidak banyak petani yang mau membudidayakan bekul super. “Mungkin karena cara budidaya yang sedikit rumit. Makanya jarang ada petani yang mau budidaya. Mulai dari memilih bibit yang bagus, sangat sulit sampai serangan hama yang membuat petani kapok mencoba budidaya bekul super,” ungkapnya.

Ketelatenan menjadi kunci sukses budidaya bekul super. Bekul Super yang dikembangkan di desa Banjar, Kabupaten Buleleng saja oleh I Made Budiasa sejak 2007 ini, diakui sering terserang hama apalagi saat musim hujan. “Menanam bekul lebih rumit dari pada menanam buah lain. Jadi perlu kesabaran dan petani harus mengamati kebun setiap hari, kalau ada tanda-tanda serangan hama harus segera ditangani,” tukasnya.

Bila sudah ada tanda-tanda serangan hama, perlu dilakukan pengasapan dan penyemprotan pestisida organik. “Saya buat sendiri dari tembakau, ekstrak intaran, lengkuas dan sirih campur dan saring. Ini untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia yang sangat berbahaya,” ungkapnya.

Pohon bekul ini sudah bisa berbuah, 3 – 4 bulan setelah dipindahkan ke lahan, bila dipelihara dengan baik. “Apalagi kalau sudah diberi pupuk kandang, karena kami dominan menggunakan pupuk kandang agar buah yang  dihasilkan berkualitas dari segi kesehatan aman untuk dikonsumsi,” ucapnya.

Meski diakui pada awal penanaman ia tetap menggunakan pupuk majemuk untuk merangsang pertumbuhan bekul, namun setelah tanaman menunjukkan bunga maka pupuk diganti menggunakan pupuk kandang. Jadi pohon bekul yang sudah berumur 4 bulan diberikan pupuk kandang 350 kg per tahun per pohon.

Bekul ini tidak mengenal musim dan berbuah sepanjang tahun, meski terkadang buah agak berkurang jumlahnya. Kalau menanam bekul di tanah sawah perlu dibuatkan drainase yang memadai seperti parit diantara tanaman. Sehingga tanaman bekul tidak tergenang air, karena pada dasarnya tanaman bekul adalah tanaman di daerah kering sehingga tidak terlalu menyukai banyak air.

Dikatakan tanaman bekul berbuah sepanjang tahun, namun bulan Agustus hingga Oktober merupak puncak dari produksi buah. “Kalau bulan ini saya bisa hasilkan hingga 1 kwintal perhari. Sedangkan bulan lainnya berkisar 25 kg – 50 kg per hari,” ucapnya. Dengan harga berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram tergantung grade. *pur/editor rahadi