Tanaman Pertanian dan Edelweis Aman dari Erupsi GA

355

Amlapura (Bisnis Bali) – Gunung Agung (GA) di Karangasem, rutin erupsi. Dalam seminggu, gunung tertinggi di Pulau Bali ini sempat saja erupsi. Hujan abu atau pasir pun mengguyur lahan pertanian dan perkebunan di sekitarnya. Erupsi terakhir, terjadi Minggu (21/4) kemarin sekitar pukul 03.30 wita kemarin, dengan kolom abu erupsi sampai sekitar 2.000 meter di atas kawah puncak atau sekitar 5.000 meter dari permukaan laut.

Cukup beruntung, tanaman pertanian di sekitarnya yang sempat diguyur hujan abu atau pasir halus, masih aman. Hal itu disampaikan Kelian Banjar Dinas Temukus Desa Besakih, Rendang, Wayan Sudiana dan sejumlah petani seperti I Ketut Tulus di Banjar Keladian, Pempatan, Rendang, Karangasem, saat dihubungi kemarin. Ketut Tulus mengatakan, tiap usai diguyur hujan abu, tanamannya disiram dengan air dicampur dengan obat tertentu. Tujuannya, agar abunya terjatuh atau hanyut dan tak menutupi daun, pucuk, bunga atau buahnya, juga terhindar dari hama dan penyakit. ‘’Kalau abu yang jatuh di tanah, saya kira bermanfaat untuk menyuburkan tanaman,’’ kata Tulus.

Sudiana mengatakan, tanaman pertanian holtikultura seperti bunga kasna atau eidelweis, bunga kemikir atau gumitir dan pacar yang favorit ditanam petani, karena bunganya cepat laku, masih aman, tidak rusak atau mati. Sementara itu, sejumlah taman yang dikelola warga atau kelompok warga di Desa Besakih, tepatnya di Banjar Temukus, seperti Taman Padang Bunga Kasna, Taman Edelweis serta taman bunga kasna lainnya, masih aman. Taman atau bunganya tidak rusak. Pengunjung ke taman itu juga masih aman. Saat hari libur, warga masih cukup ramai berwisata ke taman yang indah itu.

Menurut Sudiana, usai erupsi dan hujan abu Gunung Agung, selama ini kerap diikuti dengan hujan lebat. Karena terguyur hujan, abu erupsi yang semula menempel di tanaman pertanian itu segera terjatuh atau hanyut. Karena itulah, tanaman pertanian dan perkebunan yang terguyur hujan abu atau pasir halus itu masih selamat, tidak mati. Selain diguyur hujan, usai terguyur abu, petani juga kerap menyiram tanamannya dengan disemprot air dicampur obat tertentu.

Petani terpaksa bekerja keras menyemprot tanaman pertanian seperti bunga pacar atau kenikir itu, juga disampaikan petani Banjar Keladian Ketut Tulus. Dia mengatakan, tanaman pertaniannya yang sedang berkembang, berbunga atau juga sudah mengeluarkan calon buah seperti mentimun, atau sawi miliknya minggu lalu saat erupsi gunung disertai guyuran hujan abu cukup tebal, dikhawatirkan rusak. Karena itu, usai hujan abu pihaknya langsung bekerja tambahan melakukan penyemprotan dengan air bercampur obat. ‘’Itu kami lakukan agar tanaman tidak rusak,’’ katanya. *bud/editor rahadi