PARA peserta Workshop Rias Pengantin Bali, Pusung Tagel, Tengkuluk Lelunakan dan Tatarias Untuk Diri Sendiri yang dilaksanakan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung bekerja sama dengan Dharma Wanita Sub Unit Fakultas Hukum Universitas Udayana dan Harian Bisnis Bali, tampak sangat antusias. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kartini tersebut diharapkan dapat menjadi momentum untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya para Kartini terkait tatarias dan busana adat Bali.
Kegiatan ini untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan juga ibu-ibu di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Udayana terkait dengan tata rias. “Minimal bisa merias diri sendiri dulu dalam rangka melaksanakan kegiatan kegiatan di kampus juga kegiatan adat yang dilaksanakan sehari-hari. Meskipun pada zaman modern ini, kami berharap mahasiswa dan juga ibu-ibu Dharma Wanita tetap mengedepankan adat dan budaya Bali,” tutur Dr. Ni Putu Kusumawati, S.E., M.Si., Ak.CA, Ketua Dharma Wanita Sub Unit Fakultas Hukum Universitas Udayana, Minggu (21/4) kemarin di aula FH Unud Denpasar.
Dikatakan, tatarias ini sangat penting karena sehari-hari kaum wanita selalu disibukkan dengan kegiatan-kegiatan adat dan sosial kemasyarakatan, yang mau tidak mau menuntut kaum wanita untuk merias diri ataupun menggunakan sanggul tradisional Bali meskipun zaman sudah modern. “Makanya kami bekerja sama dengan LKP Agung karena nama LKP Agung sudah mendunia. Kami ingin edukasi yang diberikan bisa bermanfaat langsung karena para peserta akan dilatih langsung bagaimana membuat pusung tagel dan tatarias lainnya, sehingga mereka bisa mengaplikasikan apa yang mereka dapatkan dalam workshop ini,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Ketua Panitia Ni Ketut Ardani. “Bertepatan dengan Hari Kartini ini, kami Dharma Wanita Sub Unit Fakultas Hukum Universitas Udayana ingin memberikan pelatihan kepada ibu-ibu yang sering bersentuhan dengan kegiatan adat agar lebih mudah, lebih hemat dan turut sukseskan program dari Gubernur Bali yang tertuang dalam Pergub Busana Adat Bali,” ucap Ardani.
Ditambahkan, pelatihan tatarias ditujukan untuk turut melestarikan sanggul Bali. Selain itu untuk menyukseskan program dari Gubernur yaitu Pergub Busana Adat Bali. Dengan harapan makin banyak ibu atau wanita Bali yang menggunakan sanggul Bali sebagai pelengkap dari penggunaan busana adat yang digunakan dan menyesuaikan dengan desa kala patra-nya.
“Kami berharap Salon Agung tetap memberikan kontribusi untuk memberikan pelatihan sampai ke desa-desa sehingga lebih banyak perempuan Bali yang memahami bagaimana pakem-pakem dalam menggunakan busana adat Bali,” tukasnya.
Para peserta yang antusias belajar membuat pusung tagel dan sanggul modifikasi, berkerumun melihat bagaimana cara praktis yang diajarkan Dr. Dra. AA Ayu Ketut Agung, M.M., pemilik LKP Agung. “Saya memberikan pelatihan bagaimana membuat pusung tagel yang mudah dan praktis dengan menggunakan hairfished, agar ibu-ibu bisa membuat pusung tagel sendiri dan tidak perlu ke salon,” tandas Bu Agung. Selain itu juga diberikan cara membuat sanggul modern dan membuat tengkuluk lelunakan. *pur/editor rahadi