Untuk kesekiankalinya Salon Agung menggelar workshop kecantikan dan tata rias pengantin Bali yang menyasar ibu-ibu PKK. Berbagai tujuan diharapkan dari digelarnya workshop ini mulai dari kemandirian (bisa berhias sendiri) hingga peluang bisnis. Kali ini workshop menyasar ibu-ibu PKK di seluruh desa se-Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
WORKSHOP yang digelar di Aula Kantor Camat Abiansemal, Minggu (31/3) lalu bekerja sama dengan Viva Kosmetik, Harian Bisnis Bali serta Pemerintah Kabupaten Badung. Workshop tersebut memberikan banyak materi, mulai dari penggunaan pusung tagel yang praktis dan benar, tata rias pengantin madya, tata rias modifikasi dan tengkuluk lelunakan. Dengan model yang telah dibawakan oleh Salon Agung, praktik tata rias pun dilakukan langsung di depan peserta oleh pakar kecantikan dan pemilik Salon Agung Dr. Dra. AA Ayu Ketut Agung, M.M.
Dalam materi yang diberikan, wanita asli Tabanan ini menerangkan, beberapa hal harus diperhatikan dalam melakukan tata rias. Terlebih lagi pakem-pakem yang terdapat pada karakteristik tata rias Bali agar tidak ditinggalkan. Demikian tata krama dalam melakukan tata rias harus dijaga. “Seperti halnya membuka jepitan dengan mulut, itu sangat tidak disarankan,” katanya.
Di samping itu, keindahan penggunaan make-up, pakaian ataupun aksesori menjadi hal yang juga harus diperhatikan dalam parktik tata rias nantinya. “Saya rasa kebanyakan masyarakat terutama ibu-ibu sudah bisa dan mampu memahami hal tersebut,” ungkapnya.
Demikian juga dia menyampaikan kemampuan yang sudah dimiliki masyarakat khususnya dalam hal tata rias agar segara disertifikasi untuk bisa mengatasi persaingan ke depan. Hal ini menjadi sebuah kebutuhan yang dimiliki masyarakat ketika mau melangkah serius dalam bisnis di bidang tata rias.
Dalam kesempatan ini, Ketut Agung juga menyelipkan soal tata busana terkait aturan berbusana adat setiap Kamis dan Purnama-Tilem. Berbusana adat, menurutnya, mampu menambah kecantikan wanita Bali. Demikian dikatakannya,berbusana adat juga disesuaikan dengan tempatnya. Misalnya ketika pergi ke kantor, disarakankannya agar berusaha menggunakan pakaian yang tertutup serta panjang lengan di bawah siku, termasuk penggunaan sandal yang agar dihindari penggunaan sandal jepit. “Kalau urusan rambut boleh tidak dipusung, hanya harus diikat,” jelasnya.
Dengan waktu yang kurang lebih 3 jam, berbagai materi mampu diberikan, yaitu praktik langsung dengan pemasangan tengkuluk lelunakan, payas madia, hingga modifikasi, termasuk penggunaan pusung tagel dengan dan tanpa hairpiece. Berbagai materi yang diberikan ini pun mampu menarik perhatian peserta yang diikuiti begitu antusias.
Menanggapi hal tersebut, istri Camat Abiansemal AA Istri Maryeni mengucapkan terima kasih atas digelarnya workshop ini yang sangat antusias diikuti ibu-ibu PKK di wilayah Kecamatan Abiansemal. “Kegiatan seperti ini sangat baik dilakukan. Ibu-ibu PKK sangat senang ketika ada pelatihan seperti ini. Berbeda dengan dulu yang cukup sulit mengumpulkan ibu-ibu PKK,” jelasnya.
Diakuinya, tata rias saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat, sehingga antusiasme peserta sangat tinggi jika sudah ada pelatihan terkait. Demikian dia berharap agar ke depannya pelatihan seperti ini kembali digelar. Pihaknya pun akan secara intens memberikan pelatihan seperti ini dalam kegiatan arisan, untuk mendukung perkembangan usaha tata rias di masyarakat. *wid/editor rahadi