Tabanan (Bisnis Bali) –
Transaksi layanan online yang dirancang oleh PDAM Kabupaten Tabanan dalam menerima pembayaran melalui smartphone dari pelanggan, ternyata molor dari target. Betapa tidak, rencana awal realisasi pembayaran dengan melibatkan kalangan perbankan ini dirancang akan berjalan pada awal tahun 2019, namun realitanya hingga kini hal tersebut belum terealisasi.
“Penerapan layanan pembayaran PDAM secara online ini masih dalam tahap uji coba dengan tim. Mudah-mudahan transaksi pembayaran online untuk PDAM Tabanan bisa segera terealisasi pada tahun ini,” tutur Kabag Hubungan Pelanggan PDAM Tabanan Ida Bagus Marjaya Wirata, di Tabanan, Jumat (29/3).
Akuinya, penerapan pembayaran online melalui smartphone ini memang tidak mudah, karena harus ada sistim atau aplikasi sehingga sebelum direalisasikan harus ada kajian-kajian terkait itu. Imbuhnya, di sisi lain komunikasi dengan pihak perbankan yang nantinya sebagai penunjang layanan online tersebut sudah dilakukan saat ini.
Jelas Marjaya, terkait pelayanan air bersih PDAM Tabanan secara teknis sudah mencapai 74 persen, sedangkan secara administrasi kondisinya sudah mencapai di atas 98 persen. Katanya, kebutuhan air bersih di masyarakat, selain dilayanai oleh PDAM, kebutuhan air bersih juga dilayani secara swadaya, dan Pamsimas.
“Dari persentase tersebut, bisa dibilang layanan air bersih untuk masyarakat di Kabupaten Tabanan sudah cukup terlayani dengan baik saat ini,” ujarnya.
Sambungnya, untuk kualitas air baku, selama ini dari PDAM Tabanan selalu melakukan uji Lab setiap bulan, bekerja sama dengan departemen kesehatan Kabupaten Tabanan maupun provinsi. Bercermin dari itu, air bersih yang didistribusikan oleh PDAM Tabanan memang kualitasnya sudah layak atau sesuai standar mutu yang disarankan.
“Selain itu, penunjang kelayakan dari kualitas air di Tabanan, karena pemanfaatan sumber olahan distribusi air bersih ini dominan mengambil dari mata air,” ujarnya.
Paparnya, selama ini PDAM Tabanan memanfaatkan 34 titik sumber mata air. Dari jumlah tersebut, 26 titik merupakan mata air, sedangkan sisanya adalah memanfaatkan mata air permukaan. Katanya, jika dibandingkan dengan Badung dan Denpasar, sepenuhnya menggunakan sumber air dari air permukaan, sehingga dari sisi kualitas untuk air bersih produksi PDAM Tabanan masih lebih baik saat ini.
Sementara itu, tambahnya menyangkut pencabutan sambungan layanan air bersih ini rata-rata 40-50 SR per bulan, namun pencabutan tersebut dibarengi dengan pengajuan permintaan penyambungan kembali. Biasanya, permintaan sambungan kembali di atas rata-rata 30-50 SR sehingga bercermin dari itu ada keseimbangan atara jumlah pencabutan sambungan dengan penyambungan kembali selama ini.*man