Inovasi bisnis juga merupakan salah satu strategi untuk menaikkan omzet penjualan. Selain itu, inovasi juga menjadi salah satu upaya mempertahankan daya tarik produk di kalangan konsumen. Lalu apa faktor yang menyebabkan produk yang dijual menjadi kurang diminati konsumen
JIKA melihat dari sudut pandang konsumen, sebagian dari mereka berpendapat bahwa beberapa bisnis yang pernah ada justru terasa membosankan. Dengan menu yang itu-itu saja atau produk yang itu-itu saja. Itulah sebabnya mengapa konsumen tidak lagi membeli produk dari usaha terkait dan memilih untuk membeli produk yang jauh lebih menarik, walaupun berjenis sama dari pemilik usaha lainnya.
Manakala pemilik usaha peka terhadap hal tersebut, itu berarti bisnis memerlukan inovasi. Tanpa melakukan inovasi, bisnis akan terasa kurang menarik dan kurang diminati.
Hal itu diungkapkan Krisna Heriyada, S.E., M.M., dosen manajemen Fakultas Ekonomi Undiksha Singaraja ketika diwawancarai Bisnis Bali belum lama ini.
Ia menjelaskan, pelaku usaha khususnya UMKM pada zaman modern seperti sekarang ini cenderung didominasi oleh kalangan milenial hingga mahasiswa. Salah satu yang menjadi sasaran para pelaku usaha dari kalangan milenial adalah pergeseran aktivitas daripada generasi milenial itu sendiri. Salah satu contoh kedai makan atau angkringan yang tentunya membuka peluang besar untuk UMKM.
Namun tidak jarang dalam perjalanan suatu usaha, pelaku UMKM justru asyik dengan masa kejayaan produk yang diciptakan bahkan melupakan bagaimana harus berinovasi, sehingga sering kali usaha mikro kecil menengah (UMKM) gulung tikar karena tidak lagi diminati. Minimnya inovasilah yang membuat konsumen merasakan jenuh karena produk yang monoton. Sejatinya, inovasi dilakukan bukan pada saat masa kejayaan produk sudah menurun, justru inovasi dilakukan ketika produk yang diciptakan berada pada puncak kejayaannya. “Ini yang jarang disadari para UMKM. Pada masa puncak kejayaan atau life cycle itu akan turun kembali. Jadi sebelum trennya turun, pelaku usaha sudah memiliki inovasi yang akan diluncurkan,” ujarnya.
Pria kelahiran Singaraja, 21 September 1983 ini menyatakan, dengan melakukan inovasi pada produk bisnis, nantinya berpeluang besar untuk menarik banyak konsumen lebih banyak dari sebelumnya. “Konsumen menyukai hal-hal yang baru dan cenderung lebih unik dan yang memang mereka sukai,” terangnya.
Ia menambahkan, khusus untuk di Bali yang memegang teguh produk berbasis kearifan lokal, pelaku usaha juga bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan mengadopsi sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada sekarang ini. Jangan sampai kualitas produk yang justru lebih unggul kalah dengan produk luar hanya karena minimnya pemanfaatan teknologi. “Contoh produk pertanian banyak dan unggul, namun pemanfaatan teknologi yang belum maksimal juga memberikan dampak terhadap perkembangan suatu usaha,” imbuhnya.
Dia menambahkan, meskipun terjadi perlemahan ekonomi seperti sekarang ini, pihaknya meyakini UMKM cukup kuat dalam menghadapi krisis ekonomi karena cenderung mengandalkan potensi lokal, produksi dan pasar yang terbatas. Dengan begitu, pentingnya inovasi dalam suatu bisnis karena inovasi dan kreasi merupakan warna dalam bisnis itu sendiri.
“Kalau bisa nantinya satu desa satu produk. Itu akan lebih mengembangkan sektor UMKM,” tutupnya. (ira)