TERONG belanda yang kaya manfaat bagi kesehatan tubuh, tergolong mudah dibudidayakan. Bibit tanaman ini dijual dengan harga beragam di pasaran, mulai Rp35 ribu per kemasan untuk bibit berupa biji dan Rp60 ribu untuk bibit yang siap tanam dengan ukuran tinggi 50cm.
Wayan Badan, petani di desa Yeh Mampeh, Batur Selatan, menurunkan untuk membuat bibit terong belanda bisa dilakukan sendiri dari buah terong belanda yang sudah masak. “Kalau mau membuat bibit sendiri pertama pilih buah terong belanda yang sudah masak di pohon dan buah dalam kondisi bagus tidak terserang hama. Kemudian keluarkan isinya untuk dijemur dan dikeringkan selama 2 hari, tetapi sebelum dikeringkan harus dicuci bersih hingga lendir pada biji tidak tersisa,” paparnya.
Setelah biji benar-benar kering dapat disimpan dalam wadah steril. “Biji yang mau disemaikan terlebih dahulu direndam dalam larutan garam. Setelah itu taburkan dalam lahan persemaian terong belanda,” tukasnya.
Bila ingin menyemaikan pada polybag, siapkan media semai yang subur dan kaya unsur organik serta drainase baik. Untuk media semai campur tanah, pupuk kandang dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Setelah bibit berumur 6 minggu, biasanya bibit sudah mulai tumbuh membesar. Bibit yang sudah mencapai umur 10 minggu dan sudah memiliki buah induk dan ketinggian sudah mencapai 20-30 cm. Pada usia ini bibit terong belanda sudah siap dipindahkan ke lahan.
Terong belanda dapat hidup baik di daerah pegunungan pada ketinggian 1.000 hingga 2.000 mdpl dengan suhu 20 hingga 27 derajat celcius. “Kalau di dataran rendah, pohon terung belanda tidak mampu berbunga, sedangkan pada daerah sejuk dapat mendorong pembungaan,” katanya.
Selain itu, terung belanda tumbuh baik di daerah yang memiliki drainase baik, kandungan organik tinggi dan kelembapan sedang. Terong belanda tidak tahan terhadap genangan air walau hanya untuk satu sampai dua hari, makanya pemilihan lahan penanaman sangat penting agar memiliki drainase baik. “Untuk bibit yang baru dipindah ke lahan, membutuhkan perawatan ekstra,” ucapnya.
Terong belanda lebih menyukai penggunaan pupuk organik dan akan sangat membantu perkembangan tanaman terong belanda ini saat menghadapi musim kemarau. Larutkan kotoran hewan seperti kotoran kambing dengan air. Gunakan airnya untuk penyiraman tanaman. “Ambil airnya saja, kemudian besok untuk penyiraman juga masih bisa dipakai berkali-kali menggunakan kotoran kambing yang sama. Tetapi karena saya membudidayakan cacing, saya menggunakan pupuk cacing sehingga hasil budi daya lebih maksimal,” pungkasnya. (pur)