BIBIT buah kelampitan yang sudah sangat langka, mulai diburu oleh penghobi tanaman. Menjadi kebanggaan tersendiri bagi para penghobi, bila memiliki tanaman langka apalagi para pembibit juga masih tidak banyak yang mengembangkan.
Nyoman Pusika, penjual tanaman langka mengatakan, untuk membuat bibit kelampitan memang agak sulit. “Banyak orang gagal membibitkan buah kelampitan. Tetapi saya bertekad, ingin melestarikan buah lokal yang sudah langka ini. Makanya saya tetap mencoba, dimulai dari mencari buah kelampitan yang benar-benar tua dan kualitasnya bagus,” paparnya.
Buah kelampitan memiliki karakteristik biji yang sangat keras sehingga agak sulit disemaikan. “Buah kelampitan rasanya manis campur asam yang cita rasanya sangat khas, tidak ada pada buah lainnya. Makanya banyak orang yang sangat rindu pada buah langka ini,” tukasnya.
Setelah daging buah habis, cuci bersih biji kelampitan lalu keringkan. “Biji juga memiliki kulit biji keras seperti serabut kelapa, di dalam serabut itu ada kulit bergeri lagi. Makanya proses penyemaian cukup lama yaitu sekitar 20 hari baru mau tumbuh benihnya,” terangnya.
Ia mengaku tidak menggunakan tempat penyemaian khusus, namun menyemai di sela – sela tabulampot yang dimiliki. “Kunci sukses saya dalam penyemaian ini adalah menjaga kelembaban tanah dan tentunya kualitas media tanam yang baik. Setiap pagi atau sore, biji yang disemai harus disiram kalau kondisi kemarau, tetapi saat musim hujan lihat media kalau masih basah tidak perlu disiram lagi,” tukasnya.
Setelah benih kelampitan tumbuh, ada ciri khas yang berbeda dari benih lainnya. “Baru tumbuh punya ciri khusus, saat seukuran kecambah daun pertama seperti bunga mawar berputar, setelah agak tinggi akan membelah seperti kupu-kupu, baru berikutnya daun berubah menjadi berbentuk runcing,” tukas pria yang sering menjuarai lomba tabulampot tersebut.
Setelah benih berumur 1,5 bulan bisa dipindahkan ke polibag atau pot agar akar kuat. Pot dapat disesuaikan dengan ukuran tanaman agar perkembangan akar bisa bagus.
Meski sudah membibitkan dalam jumlah relatif banyak, ia mengaku tidak melepas bibit kelampitan kepada sembarang orang. “Saya tidak menjual ke sembarang orang, karena misi utama saya penyelamatan. Makanya saya utamakan bagi mereka yang benar-benar konsen terhadap penyelamatan buah lokal Bali ini,” pungkasnya. (pur)