MUNGKIN generasi milenial tidak mengenal buah asli Bali yang satu ini “kelampitan”. Sementara generasi terdahulu sangat merindukan buah yang sangat populer pada masa kecil mereka. Pohon kelampitan sudah sangat langka, sehingga generasi milenial tidak pernah melihat buah kebanggaan masyarakat Bali tersebut.
Kecemasan akan punahnya pohon kelampitan dan kerinduan akan buah masa kecil, membuat Nyoman Pusika, mulai melakukan pembibitan terhadap buah lokal tersebut. “Saya baru menemukan dua pohon kelampitan di Denpasar. Yang satu bahkan sudah tidak mau berbuah lagi,” tuturnya kepada Bisnis Bali, Rabu (20/2) di Denpasar.
Ia mengaku merasa sangat prihatin dan ingin mengembalikan kejayaan buah lokal Bali tersebut. “Saya mencari bibit hingga ke Kabupaten Buleleng, dari buah yang sudah matang betul kemudian bijinya saya semaikan. Astungkara mau tumbuh, padahal banyak orang yang pesimis akan bisa tumbuh,” ucapnya.
Ia berharap pemerintah dapat membuat upayanya dalam mengembalikan keberadaan buah lokal yang sudah langka tersebut. “Saya punya cita-cita, buah kelampitan ini ditanam di setiap taman kota. Selain untuk pelestarian, bisa juga untuk mengedukasi generasi muda daripada menanam tanaman luar yang sudah dikenal dan sudah banyak orang yang menanam,” tukasnya. Jangan sampai buah lokal ini sudah punah dan tidak ada pohonnya lagi, baru masyarakat Bali merasa menyesal dan sudah tidak bisa dikembalikan lagi.
Upayanya melakukan pembibitan, diakui, karena kerinduan pada buah masa kecilnya yang sudah sangat langka terjadi. “Dulu saya sempat lihat di sebuah pameran, ada orang menjual bibit kelampitan dengan harga yang sangat fantastis. Harganya Rp7 juta, padahal bibit tidak terlalu besar dan saya tidak yakin itu benar-benar pohon kelampitan,” ungkapnya.
Dari sana ia mulai mencari keberadaan pohon kelampitan dan akhirnya bisa menemukan buah yang bisa dijadikan bibit di Buleleng. “Setelah saya posting di media sosial ternyata sangat banyak orang memiliki kerinduan yang sama terhadap buah masa kecil ini seperti saya. Makanya saya makin optimis akan dapat mengembalikan kejayaan buah lokal Bali kelampitan,” pungkasnya. (pur)