Denpasar (Bisnis Bali) – Kenaikan harga tiket pesawat dan pengenaan tarif bagasi akan berdampak pada pasar budget terutama pasar domestik ke destinasi pariwisata di Indonesia termasuk Bali. Peningkatan harga tiket dan pengenaan tarif bagasi bisa berimbas pada penurunan kunjungan terutama wisatawan domestik (wisdom) melalui jalur trasportasi udara.
Ketua INCCA Bali, IB. Surakusuma, Jumat (15/2) mengatakan, di samping keluhan kenaikan harga tiket pesawat pengenaan tarif bagasi bisa dinilai tidak beralasan. Kenaikan tiket pesawat dan pengenaan tarif bagasi tanpa ada sosialisasi akan membuat wisatawan menunda untuk berlibur dalam jangka pendek.
Ia menjelaskan, ketika kenaikan tiket dinilai sangat memberatkan wisdom akan beralih moda transportasi dari transortasi udara ke transportasi darat dan transportasi laut. “Secara tidak langsung, pengguna transportasi udara akan mengalami penurunan,” katanya.
Dipaparkannya, wisatawan kelas menengah ke atas tentu tidak akan mempermasalahkan kenaikan tiket pesawat dan pengenaan tarif bagasi. Wisatawan berkantong tebal ini tentu telah mempersiapkan dana berlibur sudah jauh hari.
Sementara wisatawan kelas budget akan menunda perjalanan akibat keterbatasan anggaran. Jika mendesak mereka akan memilih moda transportasi laut dan darat.
Konsul Kehormatan Polandia ini berharap berharap ketika ada pergeseran pengunaan moda transportasi di kelas bawah maskapai rute domestik diharapkan tetap beroperasi. Ini karenakan tidak sedikit wisatawan mancanegara (wisman) mengunakan penerbangan domestik untuk kelanjutan keberangkatan menuju kawasan wisata di Indonesia.
Surakusuma menambahkan, di balik meningkatkan tarif tiket pesawat dan pengenaan tarif bagasi maskapai yang melayani rute domestik wajib meningkatkan pelayanan. Ini terutama keselamatan dalam penerbangan tetap wajib jadi prioritas. “Ke depan setelah penyesuaian tarif wisdom kelas bawah akan kembali menggunakan moda transportasi udara,” katanya. (kup)