Kedatangan wisatawan ke kawasan pariwisata Bali khususnya masih didominasi wisatawan repeater. Bagaimana upaya pariwisata Bali bisa tetap menggarap wisatawan repeater melalui paket Bali beyond dengan menampilkan daya tarik 10 Bali baru?
PARIWISATA Bali terutama masa low season lebih banyak diramaikan wisatawan repeater seperti Australia dan pasar mancanegara yang lain. Kalau hanya mengandalkan daya tarik Bali kemungkinan besar wisatawan repeater bisa bosan ke Bali karena daya tarik yang ditampilkan bersifat monoton.
Dewan Pembina DPD Asita Bali, Bagus Sudibya mengatakan, pelaku pariwisata tidak mesti hanya menjual pariwisata Bali. Biro perjalanan wisata juga bisa menjual paket variasi dalam kemasan paket Bali beyond.
Paket Bali beyond meliputi daya tarik pariwisata Bali ditambah daya tarik wisata di luar Bali. Ini kesempatan pelaku pariwisata Bali memasarkan daya tarik 10 Bali baru seperti Lombok, Raja Ampat, dan lainnya.
Pariwisata Indonesia dengan Bali plus ten atau daya tarik 10 Bali baru mesti mendorong pengembanan pariwisata Bali 2019 makin mengedepankan kualitas. Dengan keterbatasan sumber daya alam (SDA) pariwisata Bali mampu mengontrol kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) yang berlibur ke Bali.
Pengembangan 10 Bali baru mencakup kawasan NTT, NTB termasuk kawasan Jawa Timur. Pengembangan kawasan pariwisata Indonesia ini diharapkan pariwisata Bali makin kompetitif.
Menurut Konsul Kehormatan Afrika Selatan untuk Bali ini, setelah berlibur di Bali wisman juga bisa disalurkan ke 10 kawasan pariwisata Bali baru. Ini memberikan peluang bagi pariwisata Bali menggarap wisatawan berkualitas.
Dalam menggarap wisatawan berkualitas pariwisata Bali wajib menerapkan manajemen terintegrasi dalam satu pulau. Ini mesti diikuti peningkatan sumber daya manusia (SDM) pariwisata Bali.
Bali memiliki sumber daya alam (SDA) baik lahan dan air yang terbatas. Untuk wisatawan yang masuk ke Bali mesti dibatasi. “Ini karena Bali memiliki daya tampung yang terbatas ,” ucap Bagus Sudibya yang juga Dewan Pembina Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali ini.
Ia meyakinkan, kunjungan wisatawan yang berlibur ke Bali harus dikontrol. Ini secara tidak langsung wisatawan yang berlibur ke Bali bisa mengarah wisatawan berkualitas.
Pariwisata Bali tidak lagi hanya mengejar kuantitas kunjungan wisatawan. Secara bertahap pariwisata Bali mesti bergeser dari mass tourism ke wisatawan berkualitas.
Ia melihat daya dukung pariwisata Bali yang terbatas pariwisata Bali mesti mengatur supply dan demand akomodasi dan daya tarik pendukungnya. Jumlah kamar hotel mesti dibatasi sehingga sesuai dengan kebutuhan kamar bagi wisatawan yang berlibur ke Bali. Dengan jumlah yang sesuai kebutuhan akan memunculkan harga kamar hotel yang ideal. “Dengan pengaturan supply dan demand akomodasi, wisatawan yang ke Bali tentu wisatawan berkualitas,” tambah Bagus Sudibya.
Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gede Yuniartha Putra mengatakan, pariwisata Bali memiliki peran besar untuk mengembangkan 10 destinasi baru. Ini termasuk memasarkan destinasi di Pulau Jawa, NTT dan NTB ke pasar wisman maupun wisatawan domestik (wisdom).
Bali bisa diposisikan menjadi pintu masuk wisatawan menuju ke kawasan 10 destinasi baru.
Pemerintah pusat telah menetapkan sektor pariwisata sebagai andalan menopang perekonomian Indonesia. Untuk itu, setiap provinsi di Indonesia tentu berupaya mengembangkan potensi pariwisata di daerahnya masing-masing. “Bali tentu siap menjadi tempat pemasaran produk-produk pariwisata yang dikembangkan di setiap provinsi di Indonesia,” ucapnya.
AA Gede Yuniartha Putra menambahkan untuk melancarkan penawaran paket Bali beyond dibutuhkan akses penerbangan dari Bali ke destinasi di seluruh Indonesia. Salah satu contoh ke Borobudur sudah ditopang penerbangan dari Bali ke Semarang dan penerbangan dari Bali ke Yogyakarta. (kup)