Denpasar (Bisnis Bali) – Banyak produk unggulan yang diproduksi di Bali. Selain itu, sentra-sentra produsen hampir di semua kabupaten/kota ada. Namun demikian, jumlah koperasi produsen masih dapat dihitung dengan jari. Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, I Gede Indra Dewa Putra, S.E., M.M., Rabu (13/2) menegaskan, seharusnya sekelompok produsen produk tertentu bersama-sama membentuk pusat bisnis dalam bentuk koperasi. Jika hal tersebut terwujud banyak kemudahan yang akan didapatkan anggota. Misalnya, jika kewalahan mendapatkan bahan baku maka koperasi yang akan memfasilitasi. Anggota kekurangan modal maka koperasi dapat menalanginya. Jika anggota tidak mampu memasarkan produksinya maka koperasi bisa membantu mencarikan pasarnya. Banyak hal lainnya lagi yang dapat saling menguntungkan antara koperasi dan anggota.
“Jumlah koperasi di Bali sampai saat ini sebanyak 4.835 unit. Dari jumlah tersebut 95 persen adalah koperasi jenis simpan pinjam dan unit simpan pinjam (KSP-USP). Jadi sisanya 5 persen koperasi jenis jasa, produksi dan konsumen. Untuk itu di Bali masih prospektif dikembangkan koperasi riil. Padahal, jenis koperasi lainnya sangat berpeluang. Di Bali jumlah penduduknya 4,2 juta jiwa dan ditambah rata-rata kedatangan wisatawan sebanyak 13 juta per tahun. Jumlah tersebut seharusnya dapat dimanfaakan dengan baik. Misalnya, koperasi produsen baik jenis produksi makanan, kerajinan, hasil pertanian dan lainnya,” katanya sambil menyebutkan jumlah koperasi jasa sebanyak 1,07 persen atau 52 unit. Koperasi pemasaran hanya 1,55 persen atau 75 koperasi dan koperasi jenis produksi sebanyak 126 unit atau 2,61 persen. Dilihat dari data tersebut maka koperasi jenis jasa, produsen dan pemasaran masih memiliki prospek luas.
Lebih lanjut Gede Indra mengakui, terus mensosialisasikan dan mendorong pembentukan koperasi riil, sehingga ke depannya lebih banyak koperasi yang dapat mensejahterakan anggotanya. Dengan tumbuhnya koperasi produsen sebanyak – banyaknya dan tetap tetap mengedepankan kualitas maka masyarakat mampu memanfaatkan peluang dengan baik. Dengan banyaknya sasaran pasar, maka koperasi produksi dan pemasaran sangat tepat terus ditambah. Seperti di beberapa daerah memiliki sentra-sentra kerajinan terus dilakukan pembinaan. Seperti di Kabupaten Bangli ada beberapa sentra kerajinan anyaman bambu dan sentra kerajinan kayu. Untuk itu perajin diharapkan agar membentuk koperasi agar pemasaran produksinya lebih lancar. (sta)