Denpasar (Bisnis Bali) – Sebagaimana visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” antara lain ditargetkan ada peningkatkan sumbangan Sektor Pertanian terhadap PDRB Bali dari 14,8 persen menjadi lebih besar 20 persen dan peningkatan pendapatan petani yang ditunjukkan dengan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) s/d 120 persen. Di samping menerbitkan Pergub NO: 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali sebagai upaya meningkatkan serapan produk-produk lokal Bali ke hotel, restoran, swalayan dan catering untuk peningkatan penjualan dan harga jual produk lokal yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani. Selain itu juga dilakukan upaya-upaya atau terobosan lain dalam meningkatkan pendapatan petani.
Prioritas pertama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dinas TPHBUN) Provinsi Bali menggarap potensi dan petani lahan kering di Bali Utara yaitu Buleleng dan Karangasem termasuk Nusa Penida oleh karena di daerah tersebut potensi lahan keringnya cukup luas, akan tetapi termasuk daerah marginal karena keterbatasan sumber air sehingga petani hanya dapat mengusahakan lahannya satu kali dalam setahun saat musim hujan dengan tanaman palawija yang menyebabkan terbatasnya pendapatan petani.
Pada tahun 2019 ini akan dikembangkan 2000 Ha tebu di Bali Utara bagian Barat yaitu di Kecamatan Gerogak, melanjutkan penanaman tebu tahun 2018 seluas 1800 Ha bekerja sama dengan PT. PN XI Jawa Timur. Untuk Bali Utara bagian timur yaitu sekitar Kubu, Abang, Seraya termasuk Nusa Penida di samping telah dikembangkan Jagung, pada tahun 2019 ini dirancang kerja sama pengembangan ketela pohon atau singkong seluas 5000 Ha bekerja sama dengan PT. Bintang Mandiri Sejahtera Indonesia (BIMA Grup). Pembahasan rencana kerja sama dengan BIMA Grup dilaksanakan tanggal 13 Pebruari 2019 di Kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Bali dengan menghadirkan Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem dan Klungkung beserta jajaran dan beberapa perwakilan petani singkong untuk berdiskusi langsung dengan Direktur Utama BIMA Grup Bapak Alexandar Yonanthan Edy Tawas.
Potensi Singkong Khususnya di Karangasem dan Klungkung (Nusa Penida) cukup luas mencapai 5.676 Ha, akan tetapi produktivitasnya masih relatif rendah, yaitu rata-rata 11 ton/Ha. Sesuai hasil presentasi BIMA Grup bahura varietas singkong BIMA 1 dan BIMA 2 dari stek atau akulasi dan perlakuan pemupukan yang baik produktivitas bisa mencapai lebih dari 50 ton/Ha, hal ini tentu sangat menguntungkan karena bisa meningkatkan pendapatan petani bahkan 5 kali lipat. BIMA Grup bahkan dapat mengolah singkong dan limbahnya menjadi bioethanol dan biodisel, menjadi gula bubuk (SIRBITOL), tepuk mocat menjadi pupuk dan pakan ternak. Jika kerja sama terealisasi bahkan BIMA Grup akan membangun pabrik di sentra singkong di Karangasem.
Salah satu perwakilan petani Singkong dari Karangasem Made Renggana menyambut baik rencana kerja sama ini dengan catatan agar petani diberikan modal awal baik berupa sewa lahan, sarana produksi dan upah tanam, sehingga apabila hasilnya tidak dibeli oleh BIMA Grup petani tidak rugi seperti pengalaman-pengalaman kerjasama sebelumnya untuk komoditi kapas dan lain-lain. (pur)