Singaraja (Bisnis Bali) – Di awal tahun 2019 ini semangat dan upaya mendorong pengembangan produk kerajinan lokal Buleleng terus diperjuangkan. Upaya tersebut antara lain melalui pembinaan maupun penerbitan izin usaha serta pemberian bantuan bagi para perajin. Terlihat jelas dari kerja keras Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kabupaten Buleleng yang di ketuai Ir. I Gusti Ayu Aries Sujati beserta jajarannya, dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap para perajin yang ada di Kabupaten Buleleng di mulai dari tanggal 11 hingga 15 Februari 2019 meliputi desa Tigawasa, Cempaga, Pedawa, Ringdikit, Baktiseraga, Pengelatan, Lemukih, Sawan, Menyali dan terakhir desa Menyali.
Gusti Ayu Aries Sujati menjelaskan, semangat dan kerja keras Dekranasda Kabupaten Buleleng merupakan upaya untuk mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan sumberdaya manusia, dengan cara memberikan gebrakan terhadap usaha produk kerajinan lokal yang ada di wilayah Buleleng serta memberikan pembinaan, pengawasan maupun penerbitan izin.
Tidak hanya itu Dekranasda Buleleng juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perajin terkait adanya berbagai bantuan dari pemerintah pusat seperti mesin untuk kelancaran pengerjaan produk kerajinan yang ada di Buleleng. “Di awal tahun ini kita jadwalkan apakah berfungsi tidak alat itu, benar tidak dipergunakan. Tapi sekarang memang sudah benar – benar berfungsi dan memang ada pekerjanya,’’ jelasnya.
Dengan Kerja keras dan semangat Dekranasda, diharapkan usaha kerajinan yang ada di Buleleng mampu berkembang dengan pesat serta memberikan dampak kesejahteraan kepada masyarakat khususnya para perajin. Dekranasda juga memberikan ruang bagi perajin melalui festival – festival yang diselenggarakan oleh Pemkab Buleleng sehingga produk – produk yang dihasilkan akan lebih dikenal oleh masyarakat luas. “ Tentunya kami akan memberikan target kepada mereka yaitu kualitasnya harus dijaga dan ditingkatkan sesuai dengan standar yang ada,’’ ujar Aries Sujati.
Aries Sujati juga mengungkapkan keinginannya untuk memberikan bantuan kepada perajin anyaman bambu yang ada di Desa Tigawasa. Hal ini didasari dari kondisi para perajin saat ini yang masih menggunakan cara manual dalam produksinya. ‘’Bantuannya berupa alat penyebit bambu, agar kerja mereka lebih cepat dan produksi lebih banyak lagi,’’ ungkapnya.
Dirinya mengharapkan kepada para perajin untuk lebih berinovasi dalam memproduksi kerajinannya. Terutama untuk perajin bambu yang ada di Desa Tigawasa. Bukan hanya sokasi atau keranjang melainkan hasil produksi yang nilainya lebih tinggi. “Kita perlu melakukan pengembangan dengan melibatkan desainer yang lainnya,” pungkas Aries Sujati. (ira)