Tata Rias Tradisional Bali Tak Tergerus Zaman

1368
Busana payas agung digunakan untuk potong gigi dengan latar belakang dekorasi tradisi Bali.

Denpasar (Bisnis Bali) – Setiap orang pasti ingin tampil cantik, anggun dan menarik di hari spesialnya, terlebih pada hari pernikahan. Di Bali khususnya, pelaksanaan upacara sakral tersebut harus mencari hari baik (dewasa ayu). Mulai Buda Kliwon Pahang yang dalam tradisi Bali dikenal dengan Pegat Wakan menjadi hari baik untuk melangsungkan upacara pernikahan (nganten), potong gigi hingga ngaben.

Dan sudah menjadi tradisi juga, saat “Musim nganten” ini, orderan untuk jasa penata rias laris manis. Salah satunya Salon Agung. Di tengah menjamurnya tata rias (payas) modifikasi, pemilik Salon Agung sekaligus Ketua LKP dan TUK Agung, Dr. Dra. AA Ayu Ketut Agung, M.M., yang masih tetap konsisten menjaga pakem tatarias pengantin Bali ini, tak khawatir. Ia mengatakan, semeton (masyarakat) Bali sudah paham, kapan saatnya menggunakan Payas Agung, Payas Madya, ataupun Payas Modifikasi.

Bahkan, untuk urusan dekorasi pun kini sudah menyesuaikan, menggunakan unsur-unsur alami yang tradisional Bali.
Seperti halnya, Upacara Manusa Yadnya Pawiwahan (pernikahan) dan Mepandes (potong gigi) yang digelar keluarga besar Duta Besar Indonesia untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Putra di Puri Medahan Kawan, Gianyar, Kamis (31/1) lalu. Tangan terampil Ibu Agung Ayu Ketut Agung dipercaya untuk menghandel urusan tata riasnya, dibantu beberapa staf yang tak lain adalah anak-anak didiknya.

“Tata Rias Tradisional Bali tak akan tergerus modernisasi, karena disana ada makna-makna filosofinya. Sementara, payas modifikasi akan terus berkembang dan berinovasi mengikuti perkembangan zaman dan permintaan pasar,” ucap ibu Agung.

Namun, ia tetap tak bosan mengingatkan para penata rias dan peserta didiknya, modifikasi boleh saja asal jangan kebablasan. “ Kita harus tetap mempertahankan 70% payas tradisional Bali,” ingat Ketua DPD Katalia Bali ( asosiasi rias pengantin modern dan modifikasi Indonesia) tersebut.

Disela-sela gladi Pelantikan Pengurus Pusat Pasemetonan Agung Pratisentana Sri Nararya Kenceng, ibu Agung memaparkan Payas Agung di masing-masing kabupaten/ kota ada perbedaan dan ciri khasnya. Hal ini yang perlu diketahui oleh masyarakat.

Selain Pelantikan Pengurus Pusat Pasemetonan Agung Pratisentana Sri Nararya Kenceng, Tempat Uji Kompetensi (TUK)/Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung bekersama dengan Harian Bisnis Bali (Kelompok Media Bali Post), WHDI Bali, WHDI Tabanan, dan Viva Cosmetics menggelar Uji Kompetensi Tata Rias Pengantin Bali Agung (Payas Agung) dan Madya, Lomba Gebogan, dan Workshop Tata Rias Pengantin Bali Modifikasi, Pusung Tagel, Tengkuluk Lelunakan & Tata Rias untuk diri sendiri. Bertempat di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan, Minggu (10/2). (pur)

Ket foto

1. Busana payas agung digunakan untuk potong gigi dengan latar belakang dekorasi tradisi Bali.
2. Busana adat Bali pria dan wanita
3. Busana Pengantin Kabupaten Gianyar, pengantin pria menggunakan udeng.