Bangli (Bisnis Bali) – Pertumbuhan perekonomian di Bali hingga akhir tahun 2018 masih mengalami perlambatan. Dengan itu, berbagai potensi yang dimiliki harus lebih dibangun. Salah satunya keberadaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang harus lebih dikembangkan ke depan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Setda Kabupaten Bangli Ni Luh Ketut Wardani, saat ditemui di sebuah acara di Bali Woso Upadesa, Bangli, belum lama ini. Dia mengatakan, untuk tahun 2018 pertumbuhan perekonomian di Bangli masih belum membaik. Walau begitu, dia tidak bisa menyebutkan persentase pertumbuhan perekonomian. Menurutnya, beberapa upaya masih terus dilakukan untuk mengatasi perlambatan ekonomi yang terjadi.
Salah satunya yaitu mendorong tumbuh dan berkembangnya UMKM. “Untuk UMKM saat ini masih terus ada pergerakan yang beberapa di antaranya memiliki perkembangan yang baik. Ini yang terus didorong melalui upaya promosi-promosi yang kami fasilitasi,” jelasnya.
Di samping itu, keberadaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat membantu masyarakat khususnya pelaku UMKM saat ini. Hal ini pun ditanggapi positif oleh masyarakat yang begitu banyaknya debitur di Kabupaten Bangli memanfaatkan layanan KUR ini.
Pada tahun ini, sosialisasi terkait penyaluran KUR masih terus dilakukan, dengan harapan lebih banyak masyarakat yang mampu mengaksesnya. “Kita juga memberi pembinaan kepada pelaku UMKM terkait akses permodalan, khususnya KUR. Bagi yang belum mengakses agar bisa memanfaatkan kesempatan ini dan bagi yang sudah bisa menambahnya lagi untuk membantu mengembangkan usaha yang dimiliki,” jelasnya sembari berharap dengan adanya akses KUR yang sudah eksis di tengah-tengah masyarakat ini bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian di Bangli dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Selama ini peluang perekonomian masyarakat di Bangli masih didominasi oleh pertanian yang juga didukung dengan pariwisata. “UMKM memiliki cukup peluang yang bisa dikembangkan ke depannya,” jelasnya. (wid)
