Denpasar (Bisnis Bali) – Bank perkreditan rakyat (BPR) masih dihadapkan dengan masalah tingginya angka kredit bermasalah (NPL). Sumber daya manusia (SDM) BPR di Denpasar terus dilatih untuk meningkatkan optimisme tekan NPL guna mewujudkan kredit tumbuh secara sehat.
Ketua DPK Perbarindo Kota Denpasar, Made Sumardhana, Kamis (7/2) mengatakan, BPR masih dihadapi potensi tekanan masalah NPL yang tinggi. Untuk menekan NPL BPR perlu membuat strategi dan terobosan menekan NPL.
Ia menjelaskan, peningkatan SDM BPR bisa dilakukan melalui pendidikan. Peningkatan pengetahuan memudahkan SDM BPR menekan NPL. Sumardhana berharap, BPR di Denpasar khususnya bisa menekan NPL menjadi di bawah 5 persen. Ini sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Utama BPR Lestari, Pribadi Budiono mengatakan, Bali dikenal dengan bisnis properti dan hotel. Ketika bisnis properti turun dan harga properti turun akan memicu pada bisnis ikutannya yang mengalami kelesuan.
Ia menjelaskan, penurunan sektor properti berdampak pada sektor perbankan termasuk BPR. Banyak debitur BPR menjamin tanah dan properti sebagai jaminan kredit. Penurunan harga properti memiliki imbas penurunan daya beli masyarakat. Ini praktis akan mempengaruhi peningkatan kredit bermasalah di BPR.
Menurutnya, ketika properti turun, orang akan menunda untuk membeli properti. Hal ini menyulitkan BPR untuk menjual properti ketika agunan debitur sudah diambil alih. Setelah lama turun, sektor perbankan saat ini berharap harga properti bisa kembali naik. Dengan begitu, bank bisa menjual jaminan properti debitur yang telah diambil alih bank.
Terkait penanganan NPL, BPR dituntut segera menyelesaikan masalah tersebut. Kalau sudah mengetahui bisnis debitur bermasalah maka kredit bermasalah debitur tersebut mesti segera diselesaikan.
Jangan sampai NPL menjadi masalah besar bagi BPR. Sejak dini permasalahan NPL mesti segera diselesaikan. “NPL tidak akan menjadi masalah besar ketika telah diselesaikan sejak awal,” katanya.
Menurutnya, jangan menerima kredit yang usahanya tidak dipahami. Ketika usaha dan jaminan tidak dipahami maka sulit menyelesaikan jaminan saat diambil alih. Pribadi Budiono menambahkan, BPR harus selalu menghubungi debitur bermasalah. Pemecahan masalah NPL bisa diselesaikan bank hanya dengan mempertanyakan pemecahannya kepada masing-masing debitur. (kup)