Pedagang Harapkan Alternatif Pengganti Kantong Plastik

317

Denpasar (Bisnis Bali) – Sosialisasi pengurangan penggunaan kemasan plastik tidak hanya dilakukan di toko-toko modern, namun juga merambah ke pasar-pasar tradisional, khususnya di Denpasar. Belum adanya alternatif pengganti membuat pedagang pasar tidak maksimal menerapkan kebijakan tersebut, yang hingga saat  ini penggunaan kemasan plastik masih tetap dilakukan.

Kendala ini cukup dirasakan oleh pedagang bahan kebutuhan pokok terutama daging dan jenis produk yang memiliki sifat basah. Seperti halnya yang diungkapkan oleh salah seorang pedagang daging ayam, I Gusti Ayu Suhaeni saat ditemui Rabu (6/2) kemarin. Dia mengatakan, tetap memberikan plastik kepada konsumen. “Meski setiap saat ada pengumuman dari pengelola pasar untuk mengurangi penggunaan plastik, namun hal tersebut belum bisa kami ikuti,” jelasnya.

Dia mengatakan belum menemukan alternatif pengganti kemasan plastik. Jika menggunakan daun pisang dikatakannya tidak optimal di samping cost yang dikeluarkan juga lebih tinggi. Selain itu kesadaran konsumen dinilainya belum tampak. Dengan konsumen membawa kotak ataupun kemasan lainnya dari rumah seharusnya bisa membantu merealisasikan kebijakan tersebut. “Namun nyatanya, dari seribu konsumen, hanya satu konsumen yang sadar membawa tas belanja atau kemasan dari rumah, untuk mengurangi penggunaan plastik tersebut,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan, untuk merealisasikan Pergub 97 tahun 2018 pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai, memang perlu dipikirkan alternatif pengganti. Maka dari itu, ia meminta IKM – IKM (industri kecil menengah) di Bali untuk memikirkan membuat produk pengganti plastik.

Ia pun akan memanggil industri-industri untuk diberikan penjelasan agar mereka mau memproduksi tas-tas pengganti tas kresek atau plastik. Misalnya tempat untuk menaruh barang belanjaan seperti ayam, gula dan barang-barang cair.

“Orang mau beli ayam, bagaimana caranya kalau tidak pakai plastik. IKM bisa memikirkan itu. Ada kertas yang kedap dengan air, misalnya dibuatkan dalam bentuk tas. Kita dorong dia supaya bisa menggantikan peran plastik sekali pakai itu. Saya yakin itu bisa,” jelasnya. (wid)