Singaraja (Bisnis Bali) – Industri rumahan makin berkembang di Kabupaten Buleleng. Tak hanya Desa Penglatan yang menjadi sentra perajin dodol dengan namanya yang sudah terkenal di seluruh Bali. Juga di Kecamatan Busung Biu mulai dikembangkan berbagai industri rumahan salah satunya membuat Dodol Terong. Olahan dodol terong ini terbilang baru di Kabupaten Buleleng yang di gagas oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Wisma Karya Desa Bengkel Kecamatan Busung Biu.
Ketua KWT Kecamatan Busung Biu Komang Sri Wahyuni usai mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Pendapatan UP2K PKK Desa bersama dengan STIKOM Bali yang bersinergi dengan Harian Bisnis Bali juga Pemkab Buleleng menjelaskan, terong yang digunakan sebagai bahan utama dodol adalah terong ungu. Selain mudah diperoleh di pasar tradisional ini juga sebagai upaya mengangkat nilai jual terong yang selama ini harganya relatif murah.
Cara pembuatan dodol terong, terlebih dahulu terong direbus hingga matang kemudian setelah didinginkan terong rebus dihaluskan dengan cara diblender. Sebagai adonan campuran terong dicampur dengan tepung khusus yang diproduksi di Buleleng yakni tepung mokaf hampir mirip dengan tepung sagu. Baru kemudian adonan dicampur dengan gula merah dan garam.
Untuk memperoleh cita rasa yang gurih, ia menambahkan santan dan susu kambing sebagai campuran terakhir. “Kebetulan di Busung Biu terdapat produksi susu kambing jadi tidak hanya menonjol dari cita rasa juga manfaatnya,” terangnya.
Dodol terong ini mulai diproduksi sejak 2018, sejauh ini pemasarannya baru bisa di pasar – pasar lokal Kabupaten Buleleng dengan harga Rp10.000 per bungkus. Ia berharap dengan dukungan teknologi yang sudah canggih, dapat mempromosikan aneka produk – produk KWT seperti dodol terong lebih luas lagi. Tak hanya dodol terong, masih banyak lagi olahan produk KWT dari Kecamatan Busung Biu seperti stik nangka, keripik labu dan bolu labu.
Diketahui Kecamatan Busung Biu memiliki 120 Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan mengunggulkan produknya masing – masing mulai dari kerajinan kamen jumputan hingga budi daya salak madu dan salak gula pasir. “Jadi ini salah satu KWT dengan produk unggulannya, ke depan kami akan menjalin kerja sama dengan STIKOM untuk bagaimana memasarkan produk – produk kami di KWT agar makin dikenal luas demi kemajuan bersama,” tandasnya. (ira)