BERDASARKAN survai indeks literasi keuangan pada 2016, indeks pasar modal nasional baru mencapai 4,4 persen meningkat dari yang sebelumnya pada 2013 yaitu 3,79 persen. Itu artinya dari 2013 – 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen.
Sedangkan untuk indeks inklusi nasional pada 2016 juga mengalami peningkatan dari 0,11 persen pada 2013 menjadi 1,25 persen pada 2016 atau meningkat 1,14 persen.
Berdasarkan data tersebut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Hoesen ini mengakui akan akan menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2018 di Denpasar.
“Kegiatan ini sebenarnya telah diselenggarakan sejak 2015 di berbagai kota di Indonesia,” katanya.
Ia yang juga Anggota Dewan Komisioner OJK ini menerangkan Denpasar menjadi kota pertama diselenggarakannya program SEPMT pada 2019. Tujuan dari kegiatan tersebut yaitu pertama untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya di daerah atas informasi aktual perkembangan di pasar modal. Kedua untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam berinvestasi yang cerdas dan aman. Ketiga sebagai bentuk ajakan persuasif kepada masyarakat untuk dapat menjadi investor di pasar modal dan yang terakhir adalah sebagai wujud kongkret dari recycle pungutan OJK.
Ia pun merinci secara umum, jumlah investor pasar modal sektor saham di provinsi Bali per Desember 2018 berjumlah 15.482 investor. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Bali pada 2015 yaitu 4.152.800 jiwa, maka jumlah penduduk Bali yang berinvestasi di sektor saham kurang lebih sebesar 0,37 persen dari total jumlah penduduk.
“Di sinilah dari kegiatan ini diharapkan dapat lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pasar modal,” ucap Hoesen.*dik