Denpasar (Bisnis Bali) – Sedotan bambu, bisa menjadi pilihan pengganti sedotan plastik yang saat ini sudah mulai dikurangi penggunaannya. Dengan diterbitkannya Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018, permintaan sedotan bambu mengalami peningkatan hingga 50 persen dibandingkan sebelumnya.
Sedotan bambu sebenarnya sudah dibuat dan dipasarkan Putu Eka Prasetya, pemilik Bali Eka Bali di bilangan jalan Wibisana Barat Denpasar sebelum Pergub pengurangan timbulan sampah plastik sekali pakai diterbitkan pemerintah. “Saya awalnya membuat sedotan bambu ini sekitar 2 tahun lalu, karena ada permintaan dari ekspatriat yang memang sangat konsen terhadap menjaga lingkungan. Karena saya diketahui membuat produk berbahan alam, jadi mereka order untuk dibuatkan sedotan dari bahan alami dan saya buatkan dari bambu,” tuturnya.
Saat ini peminat dari sedotan bambu dikatakan lebih banyak dari hotel dan restoran. “Tapi sekarang banyak masyarakat umum yang mulai melirik sedotan bambu ini. Karena kami tawarkan satu paket yaitu sedotan dan sikat,” paparnya Senin (28/1 ) di Denpasar.
Dikatakan, sedotan bambu ini bukan sekali pakai karena dapat dicuci dan digunakan lagi. Makanya ia juga memproduksi sikat khusus untuk membersihkan sedotan bambu tersebut. “Karena membiasakan mengurangi timbulan sampah plastik memang harus dimulai dari diri sendiri. Dimulai dari hal kecil seperti menghentikan penggunaan sedotan plastik,” katanya.
Untuk satu paket yang berisi satu sedotan bambu dan satu sikatnya dalam kemasan yang juga ramah lingkungan dan bisa dibawa ke mana – mana dibandrol Rp 25 ribu. Untuk sedotan saja Rp2.500 per pcs, sedangkan sikatnya Rp 15 ribu per pcs. “Kalau pembelian dalam jumlah besar, pasti ada harga khusus,” tukasnya.
Terkait bahan baku, dikatakan tidak ada masalah karena Bali sangat kaya akan pohon bambu. *pur