Denpasar (Bisnis Bali) – Festival Balingkang dilaksanakan untuk menampilkan dan memperkenalkan sejarah Cina di Bangli. Sekretaris DPD Asita Bali, Putu Winastra, Senin (28/1) mengatakan, melalui Festival Balingkang pelaku pasar Cina bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan Cina ke Bali.
Ia mengatakan, konsep Festival Balingkang agak berbeda dari festival-festival yang sudah ada di Bali. Sekarang Festival Balingkang ini diperuntukan kepada wisatawan terutama Cina.
Ia menjelaskan, pelaksanaan Festival Balingkang ini bertepatan dengan perayaan Imlek. Festival ini khususnya untuk mendukung kedatangan wisawatan Cina ke Bali.
Festival Balingkang juga memperkenalkan bahwa Bangli adalah salah satu tempat sejarah buat Cina. “Dengan demikian, masyarakat Cina akan mengetahui kalau nenek moyangnya ada di Bangli,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, Festival Balingkang diharapkan bisa menarik wisatawan lebih banyak untuk datang ke Bali khususnya ke Kabupaten Bangli. Terlebih Bangli sudah melakukan pembenahan dan penataan di kawasan pariwisata temasuk di Kintamani yang menjadi tempat pelaksanaan Festival Balingkang.
Ia melihat Bangli sudah berkembang ikon baru seperti hot spring, waterfall, akomodasi dan lainnya. Hal ini mendorong biro perjalanan wisata anggota Asita Bali untuk memasarkan produk wisata di Kabupaten Bangli, termasuk dalam pelaksanaan Festival Balingkang akan mendapat support dari anggota Asita Bali. Seluruh anggota Asita Bali yang menangani pasar Cina atau Bali Liang wajib mengajak tamunya untuk datang dan melihat Festival Balingkang.
Putu Winastra menegaskan, Asita Bali menargetkan ada sekitar 3000 wisatawan Cina yang akan berpartisipasi. “Semoga festival ini menjadi ikon baru untuk pariwisata Bali,” katanya. (kup)