Denpasar (BIsnis Bali) – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di daerah ini mendukung kebijakan pemerintah melalui peraturan gubernur terkait penggunaan buah lokal, termasuk pembatasan penggunaan plastik sekali pakai (PSP) dalam upaya menuju pariwisata yang berkualitas dan berbudaya.
Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati di sela-sela Raker cabang ke IV PHRI BPC Denpasar di Griya Santrian, Sanur, Sabtu (26/1) mengatakan, semua pelaku usaha perhotelan dan restoran di Bali mendukung pergub tersebut. Terbukti penyerapan produk lokal mulai buah, daging dan lainnya sangat tinggi.
“Penyerapan produk pertanian lokal pada sektor pariwisata selama ini telah mencapai 80 persen. Angka tersebut akan terus dimaksimalkan dengan melakukan pembinaan pada sektor pertanian, sehingga dapat memenuhi tantangan hotel dan restoran,” katanya.
Ia yang juga Wakil Gubernur Bali ini menerangkan, pemerintah akan mempertemukan pelaku usaha dengan petani sehingga jika kualitas dan kuantitas pertanian masih lemah, maka pemerintah akan melakukan pembinaan dan pendampingan melalui Dinas Pertanian. Termasuk mempermudah, apakah dari sisi bibit atau pupuk, sehingga petani bisa lebih survive dan bisa memenuhi kebutuhan semua pihak.
“Tidak hanya itu kami harapkan petani petani bergabung dalma kelompok sehingga bisa memenuhi kuantitas kebutuhan hotel di Bali yang cukup banyak,” ujarnya.
Ia pun menilai peraturan penggunaan produk lokal bertujuan pemerataan potensi. Diharapkan peraturan pemerintah ini mampu mendorong petani yang kecil menjadi besar dan produk mereka bisa terserap semua.
Ketua PHRI BPC Kota Denpasar, Ida Bagus Gede Sidharta Putra membenarkan penggunaan produk lokal sudah terserap di anggota PHRI Denpasar. Ia hanya berharap konsistensi dari suplai agar terjaga karena berkaitan dengan menu yang ditawarkan hotel.
“Hotel selama ini pun umumnya mengakali menu-menu dengan mengganti secara cepat bila ada bahan yang tidak ada di pasaran dengan bahan lokal yang lagi musim,” katanya.
Intinya hotel menyerap semua produk lokal yang ada, apalagi kalangan hotel kini lagi gencar-gencarnya mengangkat identitas lokal. Di sinilah pentingnya suatu inovasi di chef, bartender menyajikan aneka menu olahan produk lokal, termasuk menambah menu-menu baru sehingga penyerapan produk lokal makin besar kembali. Tidak terkecuali penggunaan kopi asli Bali yang luar biasa kualitasnya.
Gusde biasa ia disapa pun menegaskan dalam upaya mendukung pariwisata berkualitas dan berbudaya, tidak hanya itu dari pergub buah lokal saja. Peraturan Walikota Denpasar No.36/2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik dan Peraturan Gubernur Bali No.97/2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai juga diterapkan.
“Kalangan hotel kini makin mengurangi penggunaan plastik dengan beralih ke produk nonplastik,” imbuhnya.
Menurutnya berbicara kualitas di dunia pariwisata harus terhubung mulai infrastruktur, keamanan terjaga, kondisi hotel hingga kebersihan alam. Kualitas tidak semata-mata hotel besar, namun hal-hal yang membuat wisatawan nyaman.
Penggunaan bahan-bahan nonplastik di hotel, kata dia semoga bisa juga menjadi contoh kepada masyarakat untuk merealisasikan aturan tersebut. Sidharta memastikan tidak ada kendala dengan beberapa regulasi yang dirilis pemerintah terkai PSP. Kendati harus menambah dana operasional, kata dia, regulasi tersebut justru menambah nilai pasar karena kebijakan tentang pengurangan sampah plastik dan larangan merokok sudah lama diterapkan luar negeri.
Ia menambahkan, pariwisata yang menggunakan lingkungan sebagai objek wisata, pihaknya selalu mendukung upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan, termasuk adat dan budaya. *dik