Tabanan (Bisnis Bali) –
Kesuksesan Kabupaten Tabanan dalam mengelola lumpur tinja melalui Pembangunan Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) rupanya membuat ketertarikan beberapa negara untuk belajar. Salah satunya adalah peserta International Twinning Program on FSM (Fecal Sludge Management) yang kembali datang mengunjungi IPLT untuk mempelajari aspek teknis dan manajerial dari pengelolaan lumpur tinja, serta bertukar pikiran.
Kedatangan 24 peserta yang berasal dari India, Nepal dan Bangladesh tersebut diterima oleh Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan Wayan Sudarya. Turut hadir Kepala UPT Pengolahan Sampah Lumpur dan Tinja Ni Luh Sukartini, Kabid Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappelitbang Tabanan Anom Dwi Paramita serta OPD terkait Tabanan, di IPLT Sembung Gede, Kerambitan, Tabanan, Jumat (25/1).
Koordinator Indonesia untuk International Twinning Program, Bapak Rudy Yuwono, didampingi Perwakilan Bill and Melinda Gates Foundation Michael McWhitter yang merupakan pendana program Twinning, mengungkapkan kedatangan pihaknya beserta para peserta adalah untuk mempelajari aspek teknis dan aspek manajerial dari FSM di Kabupaten Tabanan.
“Program International Twinning bertujuan untuk mengembangkan hubungan antar kota-kota di Asia dengan kota di Indonesia, dimana Indonesia kami memilih Tabanan. Kami juga sudah melakukan kunjungan sebelumnya, yakni pada awal Oktober lalu. Kami melihat kondisi dan kota-kota peserta memiliki kemiripan sehingga kita bisa belajar dan saling berbagi ilmu.” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam sambutan yang dibacakan oleh Wayan Sudarya, mengungkapkan dalam pembangunan di bidang sanitasi, cakupan akses jamban sehat di Kabupaten Tabanan telah mencapai 97,54 persen sampai dengan pertengahan Januari 2019 dengan kondisi 18 desa sudah dideklarasikan sebagai desa Open Defecation Free.
“Selain itu, pelayanan sanitasi khususnya untuk sektor air limbah di Kabupaten Tabanan dipenuhi melalui penyediaan jamban sehat, ipal komunal mencapai 60 unit sampai dengan 2018, ipal kawasan sejumlah satu unit dan IPLT sebanyak satu unit yang dalam pengelolaan baik,” ujarnya.
Paparnya, mendukung pencapaian sanitasi di Kabupaten Tabanan, program pembangunan di sektor air limbah dimulai dari tingkat individu atau keluarga, lingkungan dan kawasan. Di tingkat individu atau keluarga pemenuhan sanitasi layak didorong melalui pencapaian jamban sehar dengan septic tank standar.
“Kegiatan ini dilaksanakan melalui pembangunan secara individu oleh masyarakat, pembangunan melalui bantuan dana desa, koloborasi antara masyarakat dengan jajaran TNI dan juga bantuan CSR. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, 2016 sampai 2018, sebanyak 783 unit jamban sudah terbangun,” tandasnya.
Di tingkat lingkungan pemenuhan sanitasi air limbah dipenuhi dengan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal yang menyasar lingkungan padat ataupun kawasan kumuh dan juga area beresiko. Sanitasi pembangunan IPAL komunal ini dilaksanakan melalui program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas). Mulai 2007 sampai 2018 sudah terbangun 60 IPLA komunal.*man