Denpasar (Bisnisn Bali) –
2019 yang juga merupakan tahun politik, menurut pengamat ekonomi dari Universitas Warmadewa Dr., Putu Ngurah Suyatna Yasa berpotensi akan mendongkrak pencapaian angka inflasi pada tahun ini. Selain faktor internal (di dalam negeri), potensi lonjakan inflasi yang cukup dominan disumbang dari faktor eksternal (luar negeri) yang kemungkinan besar masih akan membayangi tahun ini.
“Bercermin dari pencapaian inflasi selama ini, disumbang oleh kondisi di dalam negeri dan luar negeri. Dikaitkan tahun ini dengan adanya tahun politik, andilnya memang ada, namun andil yang lebih besar mempengaruhi inflasi di dalam negeri justru lebih kepada dampak kondisi ekonomi di luar negeri,” tutur Suyatna Yasa, Ketua Program MM Universitas Warmadewa, Kamis (24/1).
Terangnya, faktor eksternal tersebut khususnya yang diakibatkan oleh dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang masih akan berlanjut tahun ini. Imbuhnya, dampak perang dagang tersebut akan membuat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara adi kuasa tersebut.
Jelas Suyatna Yasa, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tentu akan membuat biaya produksi di dalam negeri menjadi makin mahal, mengingat sebagaian besar impor. Contohnya minyak dan sejumlah bahan baku produksi di Indonesia sangat bergantung dari impor, sehingga sangat berpotensi terhadap inflasi nantinya. Katanya, peluang inflasi dari faktor eksternal tersebut akan didorong lagi oleh perhelatan politik pada tahun ini.
“Memang 2017 hingga 2018 kondisi inflasi cukup terkendali, namun pada 2019 ini kemungkinan akan mengalami sedikit lonjakan,” ujarnya.
Menurutnya, faktor pendorong inflasi di dalam negeri akan disumbang diantaranya, dari bahan bakar minyak (BBM) seiring dengan meningkatnya mobilisasi pengerahan masa untuk kegiatan kampanye. Selain itu, faktor pendorong lainnya adalah di sumbang oleh meningkatnya permintaan untuk pembelian atribut partai, dan meningkatnya kebutuhan konsumsi terkait hal tersebut.
“Semua itu, akan memberi sumbangan terhadap inflasi nantinya. Sebab itu, memang harus diantisipasi sebelumnya guna menjaga terkendalinya laju inflasi pada tahun ini,” tandasnya.*man