Amlapura (Bisnis Bali) – Potensi pengembangan bunga anggrek, masih cukup bagus. Penyebabnya, peminat atau penghobi tanaman anggrek terutama dalam pot masih tinggi. Penghobi tanaman anggrek dalam pot itu tak pernah surut, terutama dari kalangan ibu-ibu.
Hal itu disampaikan salah seorang pekerja perkebunan bunga anggrek di Desa Abang, Karangasem, Servas, Sabtu (19/1) lalu. Pria yang bekerja di perkebunan besar milik pebisnis tanaman anggrek Ni Wayan Sri Laba ini mengatakan, tak hanya kalangan ibu, kalangan pria juga banyak yang menyukai bunga dalam pot anggrek. Penyebabnya, selain bunga itu sangat indah, warna-warni, juga saat bunganya mengembang, sangat awet.
Bunga anggrek bisa tetap bertahan di tangkainya atau belum gugur lebih dari dua minggu. Bukti bahwa peminat tanaman atau anggrek dalam pot tak pernah surut, beberapa kali pameran anggrek dalam rangka HUT Kota Amlapura atau HUT RI di Karangasem, stand tanaman holtikultura anggrek selalu ramai. Pot tanaman anggrek selalu habis terjual, apalagi anggrek yang jenisnya unik atau jenis baru. ‘’Cuma untuk merawat bunga ini perlu ketelatenan,’’ kata Servas.
Bunga anggrek sangat banyak jenisnya, bahkan terus berkembang. Selain bunga anggrek unggul, juga banyak jenis bunga anggrek lokal. Di Karangasem, cukup banyak bunga anggrek lokal, banyak bisa ditemukan di hutan.
Menurut Servas, kebutuhan untuk bunga anggrek terutama jenis denrobium, di Karangasem cukup banyak. Selain untuk pot atau pas bunga saat ada kegiatan bersifat seremonial, juga saat ada upacara pernikahan, peresmian kantor. Selain itu, banyak juga perkantoran yang mengontrak pot bunga anggrek seperti kantor pemerintahan, serta perusahaan besar lainnya seperti perbankan. ‘’Anggrek jenis denrobium yang paling laris,’’ katanya.
Ditambahkan, kebutuhan akan anggrek di luar Karangasem seperti dikontrak kalangan perkantoran, baik pemerintahan, perbankan dan perhotelan atau restoran. Sementara di Karangasem cukup potensial pengembangan bunga anggrek, karena banyak wilayah yang juga sejuk. Cuma untuk pengembangan bunga anggrek dengan skala besar untuk bisnis, perlu keterampilan, ketelatenan, selain tentunya perlu modal yang besar.
Modal besar, selain untuk membeli bibit, juga untuk membeli obat-obatan. Pada musim penghujan, perawatan perlu lebih intensif. Kalau tidak, serangan ulat akan merusak bunga anggrek baik yang bunganya masih kuncup dan ketika mengembang akan terlihat tidak cantik tetapi compang-camping.
Servas, pria asal Kupang itu mengatakan perusahaan tempatnya bekerja, mengembangkan tanaman anggrek di lahan seluas lebih dari satu hektar. Di Desa Abang, Karangasem, daerah asal petani anggrek Sri Laba, mengembangkan tanaman anggrek pada tiga lokasi. Di antaranya di Dulun Sampih, berupa lokasi pembibitan, dan juga pembungaan.
Sementara itu, mantan Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Karangasem, Nengah Rimpi saat dihubungi beberapa waktu lalu mengatakan, berbisnis bunga anggrek memang sangat potensial. Cuma memerlukan modal yang lumayan, selain harus bekerja disiplin dan terampil. (bud)