Tabanan (Bisnis Bali) –
Setelah Kopi Kita Serasi, rencanya produksi beras produksi petani Tabanan akan segera menyusul dipasarkan di sejumlah toko modern dalam waktu dekat. Nantinya, komoditas salah satu hasil pertanian Kabupaten Tabanan tersebut ditawarkan dengan brand “Pertiwi Bali”.
Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah Dharma Santhika (PDDS), I Gede Putu Sugi Darmawan, Kamis (17/1) mengungkapkan, dalam waktu dekat akan berencana memasarkan beras produksi petani Tabanan ini ke toko modern. Paparnya, beras tersebut selain yang jenis konvensional (beras putih) bekerjasama Perpadi, juga akan dipasarkan beras berkatogori khusus. Yakni, beras putih wangi mentik susu Pertiwi Bali yang merupakan produksi petani dari Subak Timbul Desa Gadung Sari, beras merah cendana Pertiwi Bali produksi dari BUMDes Mangesta dan BUMDes Babahan, beras hitam Pertiwi Bali produksi dari BUMDes Tajen, beras coklat mansur Penebel Pertiwi Bali bekerjasama dengan kelompok tani Sejahtera Desa Piling Penebel. Selain itu, menyusul segera beras ungu Pertiwi Bali kerjasama dengan BUMDes Desa Angkah Selemadeg Barat.
“Saat ini melalui PDDS, baik beras konvesional maupun beras katagori khusus ini sudah berjalan dengan pangsa pasar sejumlah toko klontong atau mini market yang tidak berjejaring. Nantinya, pangsa pasar beras ini akan diperluas lagi masuk ke toko modern,” tuturnya.
Jelas Sugi, saat ini proses dalam upaya memperluas pemasaran beras produksi Tabanan ke toko modern sudah dilakukan. Kini prosesnya hanya tinggal menunggu ijin Pangan Segar Asal Tanaman (PSAT). Katanya, PSAT ini merupakan standarisasi produk dari Kementrian Pertanian (Kementan) dan sekaligus menjadi standar bagi toko modern dalam menerima produk pertanian.
“Ijin PSAT ini sudah kami urus melalui Dinas Pertanian Provinsi Bali, bahkan sudah dilakukan cek laboratorium terhadap beras yang diajukan untuk mendapat ijin PSAT. Mudah-mudahan Januari ini keluar ijinnya, dan lanjut Februari kami akan ajukan ke toko modern,” harapannya.
Sambungnya, terkait kualitas dan kontinuitas produksi beras katagori khusus yang akan menjadi komoditas ditawarkan pada toko modern, menurutnya suduah cukup baik. Terbukti dari setahun terakhir dengan pangsa pasar toko kelontong, permintaan pasarnya cukup tinggi, mengingat kualitasnya memang selalu diawasi, bahkan dari tahap cara penanaman ditingkat petani.
“Begitu juga terkait menjamin kontinuitas produksi, kami jamin selalu tersedia karena bekerjasama langsung dengan subak untuk penanaman,” ujarnya.
Contohnya, kini untuk beras merah produksi dari BUMDes Babahan memiliki stok sekitar 15 ton, dengan tingkat rendemen 70 persen. Di sisi lain kata Sugi, serapan PDDS untuk beras katagori khusus, yakni beras putih wangi mentik susu, beras hitam dan beras merah mencapai 1,5-2 ton per bulan. Sementara, serapan untuk beras katagori konvensional mencapai 20-30 ton per bulan.
Selain beras, rencananya PDDS juga akan mengajukan komoditi kripik berbahan dari buah-buahan ke toko modern. Terangnya, komoditi keripik buah ini merupakan produksi dari BUMDes Wanagiri. Yakni, keripik dengan bahan baku dari salak dan keripik bahan baku dari nangka.*man