Denpasar (Bisnis Bali) – Tak hanya di toko-toko modern, pedagang di pasar tradisional juga mulai diarahkan untuk mengurangi penggunaan plastik. Meski sulit, para pedagang berusaha mengikuti sebisa mungkin.
Salah seorang pedagang buah di Pasar Badung Cokroaminoto, Jro Wiwik, saat ditemui, Rabu (16/1) lalu mengatakan, pengelola pasar memberitahukan setiap saat untuk mengurangi penggunaan plastik. Dia mengatakan di pasar tradisional masih sulit dilakukan. “Kalau saya pedagang buah masih bisa, itupun kalau pembeli membawa tas belanja. Kalau pedagang lain, seperti ikan, tahu dan lainnya saya rasa masih sulit,” ujarnya.
Dia mengatakan, untuk mengikuti kebijakan yang berlaku, pihaknya sebisa mungkin untuk mengurangi penggunaan plastik. Menurutnya, kebijakan ini sebenarnya memberi keuntungan, dari sisi ekonomis pihaknya tidak perlu membeli plastik untuk membungkus. “Hanya pembeli belum sadar. Jika kami tidak sediakan plastik, malah pindah dagang. Kan jadinya kami yang tidak dapat jualan,” terangnya.
Diminta konfirmasi terkait pengurangan penggunaan plastik di pasar tradisional, Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata mengatakan, pihaknya memang melakukan sosialisasi di semua pasar di bawah naungan PD Pasar. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari imbauan dengan pengeras suara, pengawasan petugas lapangan, pemasangan spanduk dan baliho, hingga kerja sama dengan pihak ketiga untuk membagikan tas belanja yang ramah lingkungan.
Diakuinya, hal ini memang cukup sulit diterapkan di pasar tradisonal, terutama bagi pedagang daging dan sejenisnya jika ditekankan untuk tidak menyediakan plastik, karena belum ada alternatif lain sebagai pengganti. “Namun kami berupaya maksimal untuk mengikuti kebijakan yang berlaku, dalam upaya mengurangi penggunaan plastik di pasar tradisional,” jelasnya.
Selain mengimbau pedagang, edukasi para pembeli juga dilakukan. Hal tersebut dikarenakan, poin utama dari kebijakan ini adalah menyadarkan masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik. (wid)