Senin, November 25, 2024
BerandaDaerahTernyata Ini Penyebab Kuota Pupuk Bersubsidi di Tabanan Turun

Ternyata Ini Penyebab Kuota Pupuk Bersubsidi di Tabanan Turun

Tabanan (Bisnis Bali) –

Jatah kuota pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Tabanan berpotensi tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan musim tanam petani pada 2019. Betapa tidak, tahun ini kuota yang oleh pemerintah pusat atau Kementrian Pertanian (Kementan) diberikan jauh menurun dari alokasi tahun lalu, bahkan turun juga jika dibandingkan dengan pencapaian realisasi serapan pada 2018 lalu.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, I Gusti Putu Wiadnyana, di Tabanan, Rabu (16/1) mengungkapkan, secara nasional kuota pupuk bersubsidi turun untuk tahun ini. Itu pula berdampak pada Kabaupaten Tabanan yang merupakan daerah lumbung pangan dengan jumlah penurunan cukup signifikan.
Paparnya, 2019 alokasi pupuk bersubsidi untuk Tabanan jenis urea adalah 8.022 ton, jumlah tersebut turun dari kuota tahun lalu yang mencapai 11.610 ton dan bahkan turun juga jika dibandingkan dengan realisasi serapan pupuk pada akhir 2018 yang mencapai 9.310 ton. Hal sama juga terjadi pada pupuk bersubsidi jenis SP36 yang kuotanya hanya mencapai 655 ton pada 2019 atau turun dari 880 ton kuota tahun sebelumnya, kuota pupuk bersubsidi ZA hanya 140 ton pada 2019 ini atau turun dari 800 ton dari kuota tahun lalu, begitu juga kuota untuk NPK yang hanya mencapai 5.390 ton pada tahun ini atau turun dari 6.300 ton kuota pada 2018 lalu.
Jelas Wiadnyana, penurunan itu disebabkan adanya indikasi selama ini luas baku sawah yang terdata oleh BPS melebihi dari kondisi riil di lapangan. Kondisi tersebut diketahui ketika adanya kebijakan pemerintah melalui Kementerian ATR/BPN yang melakukan pendataan ulang terkait luas baku sawah. Katanya, dari pendataan ulang yang dilakukan oleh Kementerian ATR/BPN kelebihan luas baku sawah untuk di Bali mencapai 10 ribuan hektar, sedangkan untuk di Kabupaten Tabanan kelebihannya mencapai 1.000 hektar.
“Kelebihan hitungan luas baku sawah tersebut disebabkan karena alihfungsi, dan beberapa juga disumbang karena adanya alih komoditi tanam oleh petani,” tuturnya.
Sambungnya, menyikapi potensi kekurangan dari pupuk bersubsidi tersebut yang besarannya rata-rata 1.000 ton per jenis, rencanya pada tahun ini Tabanan akan mengajukan penambahan lagi atau realokasi pupuk bersubsidi. Katanya, pengajuan realokasi kemungkinan akan dilakukan pada pertengahan tahun ini atau menyesuaikan kondisi yang terjadi di lapangan.*man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer