Mangupura (Bisnis Bali) – Perbankan harus bisa membaca kondisi ekonomi yang akan terjadi sehingga bisa menyusun rencana bisnis bank (RBB) pada 2019 sesuai target kinerja yang ingin diraih. RBB tetap penting dalam upaya menekan laju rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL).
“Triwulan I umumnya belum banyak ada peningkatan di kinerja perbankan. Kendati demikian, bukan berarti bank diam karena NPL yang tidak ditekan, tidak menutup kemungkinan akan masuk wilayah warning atau merah yaitu melebihi 5 persen,” kata pemerhati perbankan, Yudhawan, M.M. di Kuta, Selasa (15/1).
Ia mengatakan, tidak dipungkiri masuk 2019 pertumbuhan ekonomi belum sepenuhnya membaik, termasuk kondisi bawaan dari 2018 silam yang imbasnya terasa pula pada triwulan I/ 2019.
“Pada triwulan I/2019, kami kira NPL perbankan masih bagus kisaran 2,5 persen hingga 3 persen. Belum masuk warning, meski perlu mendapat perhatian serius untuk diturunkan,” sarannya.
Terjadinya NPL tinggi, kata dia, kemungkinan ada debitur besar yang belum melunaskan kewajibannya. Bila debitur bisa melunaskan utangnya, bank tersebut pasti bisa menekan NPL dalam waktu singkat. Ia meyakini, bank di Bali akan mampu menekan NPL karena pertumbuhan NPL bank umum termasuk wajar. Rasio NPL diyakini akan kembali stabil dan turun secara perlahan pada triwulan dua nanti. Bila triwulan II pertumbuhan ekonomi membaik maka demand atau permintaan kredit juga meningkat dan NPL pun turun.
Wakil Ketua Kadin Bali Bidang Finansial dan Moneter IB Kade Perdana mengatakan hingga triwulan I/ 2019, dari sisi kualitas kredit meskipun mengalami sedikit peningkatan namun masih terjaga di bawah 5 persen.
Sebelumnya Bank BPD Bali optimis optimistis mampu menurunkan rasio kredit bermasalah dengan perkiraan mencapai NPL di kisaran 1 persen. Sebagai upaya menurunkan NPL, Plt. Dirut Bank BPD Bali Nyoman Sudharma mengatakan akan melakukan berbagai cara, baik itu ekspansi dan dari pelunasan utang.
Berbagai upaya dilakukan bank ini agar mampu menjaga NPL rendah, salah satunya monitor yang ketat. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan rasio kredit macet di antaranya membentuk tim khusus menangani NPL, ada skema-skema tersendiri, kemudian ada sistem di mana mendekati akhir bulan mereka fokus menangani supaya bisa menurunkan NPL. (dik)