Pariwisata Jadi Lokomotif Produk Pertanian Lokal

260
BERLIBUR - Wisatawan Polandia yang berlibur ke Bali.

Pemberlakuan Pergub 99 tahun 2018 terkait pemasaran dan pemanfaatan produk pertanian, perikanan dan industri lokal Bali, makin meningkatkan sinergi sektor pertanian dan sektor pariwisata. Sejauhmana sektor pariwisata menjadi lokomotif pemasaran produk pertanian lokal?


SEKTOR agrowisata salah satunya mampu mensinergikan pertanian dan pariwisata.  stakeholder pertanian dan pariwisata menciptaan nilai tambah melalui pengembangan sektor pertanian untuk kepentingan sektor pariwisata.
Dewan Pembina GIPI Bali, Bagus Sudibya mengatakan, peran pariwisata kongkret menikmati hasil pertanian. Ini dengan peningkatan nilai tambah pertanian untuk sektor pariwisata.
Ini apalagi produk pertanian yang ditawarkan produk organik. Ini tentunya akan memberikan nilai tambah dua kali lipat ketimbang produk anorganik.
Ia menjelaskan, jika seandainya sektor agro ini dikawinkan kepariwisata bisa langsung dirasakan wisatawan.  Ini apalagi wisatawan memiliki kesempatan menginap di tengah kegiatan agrowisata tentu memberikan sensasi yang tidak dapat dihitung. Wisatawan tidak bisa menghitung kepuasan dirasakan wisatawan menikmati agrowisata.
Menurutnya, perkawinan pertanian dan pariwisata bisa diibaratkan linggayoni. Perkawinan pariwisata dan pertanian merupakan hal yang bersifat pantas terjadi. Ini akan menjadi hubungan simbiose multualistis bagaikan air dengan ikan. Air merupakan pertanian dan ikan pariwisata.
Dari sisi pemasaran, Dewan Pembina DPD Asita Bali ini mengatakan, peran koperasi pertanian dan koperasi pariwisata membantu transaksi penyerapan produk pertanian untuk pemenuhan kebutuhan sektor pariwisata.
Koperasi pertanian dan koperasi hotel bisa mempertemukan produk seller pelaku pertanian dan buyer pelaku pariwisata di Bali.
Sektor pariwisata tentunya membutuhkan bahan pertanian. Akibat keterbatasan lahan pertanian tidak mungkin semua kebutuhan bahan pertanian untuk sektor pariwisata mampu dipenuhi pertanian lokal.
Ia menjelaskan, melihat keterbatasan tersebut perlu dilakukan pemetaan sentra pertanian di Bali meliputi wilayah Bangli, Tabanan dan Buleleng dan lainnya. Sektor pariwisata di Kabupaten Badung bisa memanfaatkan produk pertanian di Kabupaten Bangli, Tabanan dan Buleleng.
Konsul Kehormatan Afrika Selatan ini melihat terjadi transaksi penghasil produk pertanian dan pemakai produk pertanian seperti hotel, restoran, supermarket, pemasok dan konsumen pembeli langsung. “Ini merupakan bagian pemberlakuan Pergub 99 tahun 2018,” ucapnya.
Dikatakannya, setelah dilakukan pemetaan potensi pengembangan produk pertanian dan potensi penyerapan pasar. Ini bisa dihitung secara jelas dan bertukar informasi antarbadan pusat statistik. “Dengan pemetaan ini bisa ditemukan supply dan demand produk pertanian yang dibutuhkan sektor pariwisata Bali,” ucapnya.
Ditegaskannya, pemerintah mesti mengurangi peran tengkulak dan selanjutnya mengangkat peran koperasi dan petani. Ini memudahkan poduk pertanian lokal diserap hotel dan restoran melalui perantara koperasi hotel.
Bagus Sudibya menambahkan, produk pertanian lokal diharapkan tidak dijual dalam bentuk barang mentah melainkan dalam bentuk produk yang memiliki nilai tambah.
Ketua INCCA Bali, IB Surakusuma  mengatakan, penerapan Pergub 99 akan mempermudah swalayan restoran dan hotel mengenalkan produk lokal kepada wisatawan. Produk pertanian, perikanan dan produk industri lokal tidak kalah dengan produk dari luar.
Pemanfaatan produk lokal tentu menyesuaikan dengan selera dan kebutuhan wisatawan.  Wisatawan berkunjung ke sebuah destinasi memang ingin mengenal dan merasakan produk lokal. Seperti wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali ingin melihat dan merasakan produk lokal Bali.
Konsul Kehormatan Polandia untuk Bali ini melihat, hotel dan restoran di Bali tentunya tidak perlu ragu untuk menyajikan produk lokal. Ini termasuk menyajikan kuliner lokal Bali kepada wisatawan yang berlibur ke Bali.
Pria yang akrab disapa IB Lolec ini meyakinkan kuliner Bali tentu diolah menggunakan produk pertanian dan perikanan lokal. Penyajian produk lokal ini tentu menggunakan standar memasak termasuk dari sisi higienitasnya.
Kuliner lokal Bali sudah bisa dikatakan sudah mendunia. Kuliner lokal Bali sudah memiliki cita rasa tersendiri. Produk lokal ini mesti disajikan dengan baik sehingga produk kuliner lokal bisa sejajar dengan kuliner internasional.
IB Surakusuma menambahkan, di sinilah peran hotel dan restoran di Bali bisa menonjolkan produk kuliner lokal dan bisa diterima wisatawan. Penyajian kuliner lokal sesuai dengan selara pasar. “Ini akan mendorong  keinginan wisatawan selalu mencoba dan merasakan produk lokal termasuk kuliner  lokal,” tegasnya. (kup)