Amlapura (Bisnis Bali) – Bencana alam, khususnya gempa bumi menelan banyak kerugian material khususnya di Desa Ban, Kubu, Karangasem. Guna mengantisivasi kerugian baik nyawa, material dan nonmaterial, alat mitigasi bencana mesti dimiliki. Terkait mendeteksi kegempaan Gunung Agung (GA) dan Gunung Batur, dua tim ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), memasang alat pendeteksi gempa di sebelah kantor Desa Ban, Karangasem, beberapa hari lalu. Alat pendeteksi gempa itu, guna mengetahui aktivitas kegempaan Gunung Agung terkait, aktivitas gunung tertinggi di Bali itu sejak September 2017 lalu.
Perbekel Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, I Wayan Potag, Rabu (16/1) kemarin menyampaikan hal itu. Dia mengatakan, baru satu alat pendeteksi gempa dipasang di sebelah kantornya. ‘’Alat itu baru mengeluarkan data atau berfungsi seminggu setelah dipasang,’’ katanya.
Direncanakan di desanya, tambah Potag, dipasang tiga sampai empat buah alat serupa. Desa Ban termasuk mengalami kerusakan parah, baik bangunan milik warga maupun fasilitas umum seperti pura atau balai banjar, akibat kegempaan Gunung Agung tahun 2017, serta gempa Lombok tahun lalu. Desa Ban, merupakan desa dengan wilayah cukup luas. Ada beberapa banjar dengan pemukiman penduduk yang berada di lereng Gunung Agung, seperti Pucang.
Saat lava fijar menyembur malam hari tahun lalu, warga di kaki dan lereng Gunung Agung wilayah Ban, panik. Seorang ibu rumah tangga akhirnya meninggal akibat terkena serangan jantung, setelah terkejut melihat semburan lafa fijar dari kawah puncak gunung yang meletus hebat pada 1963 itu. ‘’Saat gempa keras berpusat di Lombok Utara, kap rumah saya sampai ambruk. Total kerugian material akibat bencana alam terkait kegempaan gejolak Gunung Agung ditambah dampak gempa Lombok kerugian di desa kami mencapai miliaran,’’ kata Potag.
Selain di pusat desa di sebelah kantor desa, juga di wilayah banjar di Cegi, Temakung, dan di Banjar Bunga direncanakan dipasang masing-masing satu alat pendeteksi itu. Pemasangan alat pendeteksi itu di sebelah kantor desa, memiliki dua fungsi. Selain mendeteksi kegempaan terkait aktivitas Gunung Agung, juga terkait kegempaan dari aktivitas Gunung Batur. Pemasangan alat pendeteksi itu di sebelah kantor Desa Ban, karena di sana merupakan titik pertengahan antara Gunung Agung dan Gunung Batur. (bud)