Denpasar (Bisnis Bali) – Penerapan Peraturan Gubernur No. 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali akan membawa pengaruh positif yaitu akan mengurangi konsumsi produk impor.
“Bila konsumsi produk impor dapat ditekan dengan keberadaan produk lokal secara tidak langsung akan membuat terjaganya devisa atau tidak membuatnya terkuras,” kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Bali Sapto Widyatmiko di Sanur. Sapto Widyatmiko menggantikan Azka Subhan yang kini menjabat Kepala KPw BI Malang.
Menurutnya Pergub yang dikeluarkan pemerintah daerah ini tentu sangat bagus dan harus mendapat dukungan berbagai pihak karena akan melindungi industri lokal. Utamanya bisa menahan penurunan cadangan devisa karena impor.
“Kita harapkan dengan Pergub ini, akan mengurangi impor, paling tida ada upaya ke sana meski jumlahnya tidak signifikan,” tegasnya.
Ia pun menyampaikan terkait keberadaan kebijakan Gubernur Bali tersebut akan melaporkannya ke BI pusat jika di daerah ini ada peraturan seperti ini. Pihaknya pun akan mencoba untuk meminta kepada teman – teman di Jakarta jika melakukan kegiatan di Bali semua atribut atau perlengkapan, peralatan harus menggunakan produk lokal seperti baju, makanan dan suvenir. Dengan penggunaan produk lokal tersebut berarti dapat membantu mempromosikan produk maupun kerajinan pelaku usaha Bali kepada BI pusat dan di seluruh nusantara.
Hal sama dikatakan pemerhati ekonomi Wayan Wirabumi, M.M., meningkatnya konsumsi produk lokal secara tidak langsung akan membawa angin segar bagi berkembangnya usaha pertanian, perkebunan dan tentunya pelaku usaha dalam negeri atau daerah.
“Usaha di daerah tumbuh dan berkembang akan membuat ekonomi tumbuh,” katanya.
Secara luas tentu akan mampu menekan importasi khususnya barang-barang konsumsi, apalagi konsumsi produk impor tergolong tinggi saat ini akibat makin banyak konsumen yang meminati produk luar negeri. Satu sisi pemerintah gencar menggaungkan penggunaan produk dalam negeri.
Harapan kini dengan bisa menekan impor bisa pula menekan kebutuhan dolar Amerika Serikat (AS) dan menjaga stabilitas kurs rupiah. “Dukungan ketersedian barang dari sisi kualitas dan kuantitas kini menjadi pekerjaan rumah sehingga produk lokal bisa menjadi tuan rumah dan terserap di semua sektor mulai pasar modern, hotel dan restoran,” katanya. *dik