Denpasar (Bisnis Bali) – Kondisi ekonomi 2019 masih membaik sehingga tidak akan membuat jenuh penjualan mobil bekas (mobkas). Diyakini, pembelian mobil akan tetap normal dengan bantuan sistem kredit.
“Adanya kredit dengan kemudahan DP diyakini belum ada kebosanan pasar untuk memiliki kendaraan roda empat,” kata salah seorang pengelola penjualan mobkas di Sanur, Faizal.
Ia mengatakan, pasar mobil pada 2019 belum jenuh karena masih banyak peminatnya. Pangsa pasar masih potensial dari kalangan menengah atas kendati menengah bawah juga mulai tumbuh. Alasannya, mobil bagi lapisan masyarakat tersebut masih dibutuhkan untuk mengatasi mahalnya dan kurang efisiennya tranportasi umum.
“Bedanya produk kini makin variatif sehingga pasar tidak bosan, terlebih harga jual juga belum ada info naik untuk sementara waktu,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, melihat kondisi masyarakat Bali yang juga membutuhkan sarana transportasi yang lebih murah, maka aktivitas pembelian mobil akan tetap berlangsung. Untuk produk masih tertinggi jenis seri Avanza. Besaran kredit bervariasi tergantung DP dengan jangka waktu tercepat satu tahun.
Ia tidak memungkiri informasi terjadi kebosanan pembelian mobil bekas hanya kabar angin tidak bertanggung jawab. Kendati persaingan bisnis mobil bekas ketat, diharapkan jangan sampai memberikan informasi yang merugikan penjual. Pada intinya kendati kondisi pasar mengalami penurunan, namun tidak sampai jenuh. Itu terbukti daya beli masyarakat terhadap mobil bekas masih tumbuh 5-10 persen. Penjualan mobil 2019ini tergolong normal dengan dukungan sistem kredit.
Ia mengatakan, bantuan sistem kredit menyumbang penjualan di atas 70 persen. Tetapi, tidak bisa dipungkiri banyak masyarakat menunda pembelian mobil karena kondisi ekonomi saat ini dan motor sport yang kondisi kian modern, termasuk tingginya permintaan matik. Masyarakat juga diharapkan tidak terpengaruh informasi yang belum pasti kebenarannya.
“Sampai saat ini belum ada informasi penurunan suku bunga kredit mobil. Masyarakat jangan khawatir bila suku bunga kredit turun pasti bunga kredit mobil karena akan mengalami penyesuaian,” ujarnya.
Hal sama dikatakan Marketing salah satu diler mobil, Wahyudi. Ia mengatakan, belum ada informasi suku bunga kredit mulai turun. Informasi yang belum pasti kebenarannya ini, diyakini tidak berarti animo masyarakat mengkredit mobil menjadi batal atau berubah memilih proses pembayaran tunai. Masyarakat tetap akan memilih cara pembayaran secara kredit dengan kemudahan yang telah diberikan finance.
“Kami optimis membeli mobil secara kredit masih menjadi pilihan masyarakat. Untuk persentase jumlahnya apakah meningkat, ini yang belum bisa kami pastikan,” ujarnya. (dik)