Tabanan (Bisnis Bali) – Fluktuatifnya sejumlah harga bahan pokok selama setahun terakhir, menurut Ketua Pelaksana Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Tabanan, I Gusti Putu Ekayana, Jumat (11/1) kemarin tak signifikan berdampak pada turunnya daya beli konsumen. Terbukti dari kenaikan bahan pokok yang terjadi, justru disebabkan suplai barang yang tak mencukupi permintaan.
“Jadi permintaan barang yang meningkat, sehingga berpengaruh pada naiknya harga. Itu mencerminkan bahwa dari sisi daya beli masyarakat di tengah kenaikan bahan pokok tetap baik,” ujarnya.
Paparnya, bercermin dari kondisi pada 2018 lalu dari pemantauan di lapangan untuk mengecek kenaikan harga bahan pangan, terjadi beberapa kali kenaikan harga pokok seperti beras, telur, cabai, bawang putih, bawang merah hingga daging ayam. Imbuhnya, di tengah kenaikan harga tersebut, daya beli masyarakat masih baik dilihat permintaan terhadap bahan pokok yang tidak pernah mengalami penurunan.
Jelas Kabag Ekonomi Setda Kabupaten Tabanan ini, meski Tabanan tidak termasuk daerah yang dijadikan ukuran inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, pihaknya tetap melakukan pemantauan ke lapangan. Sebab diakuinya, dengan mengetahui tren kenaikan bahan pangan, pihaknya bekerja sama dengan OPD terkait untuk bisa mengambil langkah jangka pendek dan jangka panjang.
“Langkah jangka pendek salah satunya adalah dengan melakukan pasar murah, khususnya pada komoditi yang mengalami lonjakan harga,” ujarnya.
Sambungnya, penyebab naiknya harga bahan pangan pada tahun lalu, kemudian acuan bagi TPID Tabanan maupun OPD terkait untuk mengambil langkah pada 2019 ini dalam upaya mengendalikan harga sekaligus inflasi. Menurutnya, langkah atau upaya yang dimaksud adalah OPD terkait bisa mengambil mengantisipasi melalui sejumlah program. Semisal, menyikapi lonjakan harga bawang putih dan bawang merah, disikapi melalui program hortikultura yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
“Khusus terkait lonjakan harga beras, disikapi bekerja sama dengan Bulog atau memanfaatkan cadangan beras pemerintah (CPB),” tandasnya.
Sementara itu, biasanya kenaikan harga bahan pangan di Tabanan terjadi saat mendekati hari besar keagaman. Selain itu, kenaikan terjadi pada saat cuaca buruk yang menyebabkan suplai dari daerah produsen terhambat dalam pendistribusian. (man)