BI Kembangkan Start up di Bidang Digital Economy

305

Denpasar (Bisnis Bali) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali ingin mengembangkan wirausahawan startup yang bergerak di bidang digital economy. Itu sejalan dengan upaya BI untuk mengimbangi kemajuan teknologi digital di setiap aspek kehidupan.

“Bali potensial pengembangan ekonomi digital karena calon wiarausahawan kini rata-rata sudah melek digital dan teknologi,” kata Kepala KPw BI Bali Causa Iman Karana di Sanur, Jumat (11/1) kemarin.

Ia mengatakan, tidak hanya calon wirausahawan yang potensial, Pulau Dewata ini pun memiliki objek dan usaha yang potensial terus berkembang. Bali banyak terdapat industri kreatif, desa wisata budaya dan wisata keahlian yang masih bisa dikembangkan dengan digital tanpa merusak budaya Bali tersebut. BI menawarkan bagaimana menjual pengalaman yang tidak merusak lingkungan dan membutuhkan infrastruktur mahal.

“Yang bisa ditawarkan lewat digital yaitu pengalaman wisatawan saat di Bali. Satu contoh pengalaman mereka berada di desa dengan kehidupan masyarakat sehari-hari mulai beternak bebek, mengumpulkan telur, mengolah menjadi telur asin dan lainnya dikemas secara digital,” paparnya.

Ia tidak memungkiri potensi Bali sangat besar namun kendala selama ini belum bertemu orang yang membuat aplikasi kreatif tersebut dengan potensi-potensi yang ada di daerah ini. Untuk itu BI menjembatani antara anak-anak muda dengan kehalian digital bisa menjadi market place untuk masing-masing potensi wisata.

“Dengan memanfaatkan digital proses informasi lebih cepat. Desa yang belum dikenal bisa terkenal di luar negeri dan dunia melalui media digital,” terangnya.

Ke depan pengembangan startup digital akan diarahkan untuk bersinergi dengan pengembangan UMKM lainnya, baik yang merupakan binaan maupun di luar itu. Diharapkan sinergi ini akan menciptakan hasil yang optimal dalam upaya pengembangan UMKM.

Pengembangan startup, diakui Causa Iman, sebagai salah satu mandat dalam fungsi pelaksanaan dan pengembangan UMKM yang dimiliki oleh KPw BI Bali, yaitu terdapat satu program yang didesain untuk membina wirausahawan muda khususnya untuk dapat menjadi katalisator bagi pengembangan klaster volatile food maupun LED.

“BI Bali telah beberapa kali melaksanakan pembinaan wirausaha muda binaan BI (WUBI) yang bergerak di bidang pertanian, hingga garmen/fashion industri,” jelasnya.

Dalam seleksi WUBI ini, BI menyeleksi 15 startup digital dengan model bisnis yang telah jelas dan memiliki revenue yang meskipun belum besar namun sudah konsisten. Analogi yang digunakan dari startup yang mulai dibina adalah sebagaimana lari estafet dengan pelari ke empat yakni startup digital yang sudah berbisnis tersebut tidak lagi memperoleh pembinaan dari inkubator namun belum siap untuk bersaing dengan perusahaan besar. (dik)