Mangupura (Bisnis Bali) –Memasuki 2019, praktisi perbankan optimis kinerja perbankan di Bali masih mampu tumbuh dengan baik. Dukungan industri pariwisata dan membaiknya kondisi ekonomi di Pulau Dewata akan membawa pengaruh positif pada kinerja bank, khususnya dari pertumbuhan kredit.
Wakil Kadin Bali Bidang Finansial dan Moneter, IB Kade Perdana di Nusa Dua, Selasa (8/1) menyampaikan secara keseluruhan indikasi kinerja perbankan 2019 akan membaik sudah tampak pada kinerja 2018.
“Tahun ini pertumbuhan kredit bisa mencapai kisaran 13 persen hingga 15 persen, apalagi bila dukungan konsolidasi perbankan bisa berjalan positif dan kondusif,” katanya.
Mantan Dirut Bank Sinar ini menilai pada tahun babi tanah saat ini bank-bank perlu meningkatkan berbagai faktor mulai pelayanan yang berbasis digital banking termasuk penguatan modal. Itu salah satunya bisa lewat konsolidasi. Harapannya target bank pada 2019 baik dari sisi kredit maupun dana pihak ketiga bisa tercapai lebih tinggi dari 2017, termasuk menekan risiko kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL).
Ia pun mengatakan bila melihat kondisi kinerja pada 2018 dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan risiko penyaluran kredit yang cenderung berkurang, pertumbuhan kredit pada 2018 menunjukkan perkembangan lebih baik dan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian kredit pada 2017 di kisaran 8,2 persen, sedangkan pertumbuhan kredit pada 2018 diperkirakan sudah mencapai 2 digit atau kisaran 11 persen hingga 13 persen.
“Pencapaian kredit 2018 kendati dua digit namun belum mencapai pertumbuhan di atas 15 persen,” ujarnya.
Hal tersebut terjadi tidak dipungkiri karena pengaruh kondisi ekonomi global yang berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi dalam negeri, termasuk adanya kenaikan suku bunga The Fed dan kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). BI terpaksa melakukan penyesuaian dengan menaikkan bunga acuannya BI 7 DRR sebanyak enam kali pada 2018 dari 4,50 persen menjadi 6 persen yang dipertahankan sampai dengan akhir 2018.
Amerika Serikat juga untuk memperbaiki kinerja perekonomiannya maka The Fed sepanjang 2018 menaikan bunga acuan sebanyak tiga kali telah mencapai 2,25 persen.
“Kinerja ekonomi maupun kinerja perbankan nasional pada 2018 yang membaik dibandingkan 2017 tersebut dapat sebagai gambaran tentang kondisi perbankan pada 2019,” ucapnya.
Secara internal yang menjadi tantangan pada 2019, kata Kade Perdana adalah kebijakan moneter BI yang cenderung akan kembali melaksanakan kebijakan uang ketat (tight money policy) dengan menaikkan suku bunga acuannya BI 7 DRR. Kenaikan tersebut terkait dengan adanya rencana The Fed pada 2019 akan menaikkannya sebanyak tiga kali bunga acuannya dan sekali lagi pada 2020.
Kondisi tersebut peluangnya akan menurunnya risiko kredit dengan adanya pertumbuhan ekonomi nasional yang membaik pada 2019 diperkirakan dengan pertumbuhan ekonomi nasional kisaran 5,5 persen hingga 6 persen.
“Dengan demikian memberikan indikasi kinerja perbankan 2019 akan membaik,” tegasnya.*dik