Denpasar (Bisnis Bali) – H-2 Kuningan, pembuatan upakara mulai dilakukan, terutama permintaan canang sudah ramai. Harga canang pun kembali melonjak diakibatkan harga ceper dan janur tinggi, meski di tengah harga bunga yang cukup stabil.
Salah seorang pedagang canang di seputaran Jalan Ahmad Yani Denpasar, Ni Ketut Asih, saat ditemui, Kamis (3/1) kemarin mengatakan, harga ceper saat ini mencapai Rp95.000 per 200 biji dari normal harga ceper pada hari-hari biasa yaitu Rp40.000 hingga Rp50.000 per 200 biji. Tingginya harga ceper dikatakannya karena harga janur yang meningkat di tengah banyaknya permintaan. “Harga ceper naik dua kali lipat saat ini,” tuturnya.
Dibandingkan Galungan lalu, harga ceper masih lebih murah yaitu Rp60.000 hingga Rp70.000 per 200 biji. Dengan itu, dia pun mengaku saat ini menjual canang dengan harga Rp20.000 hingga Rp25.000 per 25 biji. Diungkapkannya, pada hari-hari biasa harga canang hanya sekitar Rp10.000 hingga Rp12.000 per 25 biji.
Namun diakuinya, harga bunga saat ini stabil yaitu Rp10.000 per kilogram untuk bunga pacah (pacar air) dan mitir. Harga ini dikatakannya pada sehari sebelumnya sempat naik hingga Rp15.000 dan saat ini sudah mulai turun.
Dibandingkan Galungan dan Kuningan 6 bulan lalu, harga bunga saat ini jauh lebih murah, yang sebelumnya mencapai Rp70.000 per kilogram. “Biasanya kalau hari raya naik hingga Rp40.000 per kilogram. Enam bulan lalu kebetulan produksi sangat sedikit, sehingga mahal. Kali ini produksi cukup banyak yang membuat harga sama seperti hari-hari biasa,” tuturnya.
Senada dengan itu canang lainnya, Ni Made Budiani, di kawasan Panjer, Denpasar, membenarkan harga bunga stabil saat ini. Dia juga mengeluhkan harga ceper yang cukup tinggi sehingga membuat harga canang tinggi, yang saat ini dijualnya Rp25.000 per 25 biji atau Rp1.000 per biji. “Harga ceper sangat melambung yaitu Rp90.000 per 200 biji,” ujarnya. (wid)