Tabanan (Bisnis Bali) – Hingga saat ini cuaca buruk masih menghantui kalangan nelayan di Kabupaten Tabanan. Kondisi angin kencang yang dibarengi dengan gelombang laut tinggi membuat nelayan hanya bisa pasrah, terpaksa menambatkan perahu di bibir pantai.
Salah satu nelayan Yeh Gangga Kabupaten Tabanan, Ketut Nadia, Kamis (3/1) mengungkapkan, cuaca buruk ini sudah terjadi hampir sepekan terakhir. Biasanya, bila cuaca normal, bulan-bulan ini akan dimanfaatkan oleh nelayan di seputaran Yeh Gangga untuk menangkap lobster, karena sejak Desember hingga Maret mendatang merupakan musim panen.
“Namun karena cuaca buruk, akhirnya musim panen tersebut disikapi dengan hanya bisa pasrah tidak melaut karena risiko yang tinggi,” tuturnya.
Jelas Nadia, sementara waktu lebih memilih menambatkan perahu dibandingkan melaut, karena angin kencang yang sewaktu waktu menerjang pantai Yeh Gangga sangat berisiko. Sebelumnya, bahkan sempat kondisi cuaca buruk ini menenggelamkan nelayan beserta perahu yang mereka tumpangi, namun mereka (nelayan) berhasil selamat.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Tabanan, I Gst Ngurah Sucipta mengungkapkan, telah memberikan peringatan kepada sejumlah nelayan di Kabupaten Tabanan menyusul kondisi angin kencang dan gelombang tinggi yang terus menerjang kawasan pesisir pantai. Sebab, cuaca buruk tersebut sangat berisiko untuk melaut.
Paparnya, di Kabupaten Tabanan dengan luasan pantai mencapai 35.9 km, dari luasan tersebut setidaknya ada ratusan jumlah nelayan yang bermukim di pesisir pantai di Kabupaten Tabanan. Tambahnya, selain memberi peringatan, pihaknya dengan kondisi cuaca buruk ini juga rutin melakukan patroli di sejumlah kawasan pantai. Selain juga menempatkan sejumlah pos pemantau.*man