Denpasar (Bisnis Bali) – Desember 2018 Singaraja tercatat mengalami inflasi 0,84 persen dengan indeks harga konsumen (IHK 2012=100) mencapai 142,28. Inflasi di utara Pulau Bali ini sebagain besar disumbang oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan makanan dengan capaian 2,97 persen pada periode tersebut.
Kepala BPS Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Kamis (3/1) mengungkapkan, jika melihat tiga tahun ke belakang inflasi tahunan di Singaraja mengalami tren penurunan. Tercermin daripada 2016 inflasi mencapai 4,57 persen. Angka itu mengalami penurunan pada 2017 menjadi 3,38 persen, dan berlanjut pada 2018 lalu yang secara keseluruhan mencatat inflasi di Singaraja turun kembali menjadi 1,88 persen.
Paparnya, Desember 2018 lalu kelompok bahan makanan merupakan penyumbang terbesar. Selain itu, inflasi juga dipicu kelompok sandang mencapai 0,38 persen, kelompok kesehatan 0,23 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,23 persen, serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mencapai 0,08 persen.
“Desember 2018 hanya ada dua kelompok penyumbang deflasi di Singaraja yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,06 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar yang mencapai 0,01 persen,” tuturnya.
Jelas Adi, komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan inflasi pada Desember
2018 antara lain, cabai rawit, dan bawang merah. Selain itu, disumbang juga oleh daging ayam ras, buncis, mie kering instan, dan beras. Di sisi lain, komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau memberikan sumbangan deflasi antara lain, telur ayam ras, apel, kopi bubuk, minyak goreng, udang basah, bawang putih, cabai merah, dan cumi-cumi.
Sambungnya, Desember 2018 lalu komponen inti atau core tercatat inflasi mencapai 0,06 persen dengan andil inflasi 0,03 persen, sedangkan komponen harga diatur pemerintah atau administered tercatat inflasi 0,05 persen dengan andil inflasi 0,01 persen, sedangkan komponen bergejolak atau volatile juga tercatat inflasi 3,20 persen dengan andil inflasi mencapai 0,80 persen.
“Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, Singaraja menempati urutan ke-23 dari 80 kota yang mengalami inflasi pada Desember 2018 lalu,” pungkasnya. (man)