Denpasar (Bisnis Bali) – 2019 kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) masih akan berlanjut dan memberi andil pada pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk juga langkah strategis sejumlah pelaku usaha di tanah air. Meski begitu, pada tahun ini dampak yang ditimbulkan dari kebijakan Negara adikuasa tersebut tak seberat tahun lalu.
Menurut pengamat ekonomi dari Undiknas University Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM di Denpasar, Kamis (3/1) mengungkapkan, dampak dari kebijakan The Fed tersebut masih akan berlanjut tahun ini. Namun, dampaknya tidak akan separah dibandingkan tahun lalu. Penyebabnya adalah, kondisi fundamental ekonomi nasional sudah makin menguat, salah satunya dicerminkan dengan tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi saat ini.
Jelas Raka Suardana, penguatan fundamental ekonomi nasional tersebut tidak terlepas dari capital inflow atau investasi masuk ke dalam negeri oleh sejumlah investor yang sebelumnya sempat mengalihkan dananya dalam bentuk dolar AS, belakangan ini sudah mulai kembali masuk ke dalam negeri dalam bentuk rupiah dan jumlahnya mengalami tren lonjakan. Katanya, kepercayaan investor tersebut juga dibarengi dengan sejumlah ajang perhelatan internasional di dalam negeri sebelumnya yang terselenggarakan dengan aman, sehingga menarik minat kalangan investor tersebut untuk melirik Indonesia.
“Semua pendukung bagi petumbuhan ekonomi nasional yang telah dimiliki tersebut, tentunya harus dijaga dengan baik. Jangan sampai, karena tahun politik 2019, memudarkan kembali kepercayaan kalangan investor tersebut, sehingga itu akan sangat berdampak pada ekonomi nasional nantinya,” tegasnya.(man)