Denpasar (Bisnis Bali) – Pariwisata Bali harus mengedepankan kualitas. Dengan keterbatasan sumber daya alam (SDA), pariwisata Bali harus mampu mengontrol kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) yang berlibur ke Bali.
Dewan Pembina DPD Asita Bali, Bagus Sudibya, Selasa (1/1) mengatakan, pengembangan 10 Bali baru mencakup kawasan NTT, NTB dan Jawa Timur. Pengembangan kawasan pariwisata Indonesia ini diharapkan pariwisata Bali makin kompetitif.
Ia menjelaskan, setelah berlibur di Bali wisatawan mancanegara (wisman) juga bisa disalurkan ke-10 kawasan pariwisata Bali baru. Ini memberikan peluang bagi pariwisata Bali menggarap wisatawan berkualitas.
Dipaparkannya, dalam menggarap wisatawan berkualitas pariwisata Bali wajib menerapkan manajemen terintegrasi dalam satu pulau. Hal ini mesti diikuti peningkatan sumber daya manusia (SDM) pariwisata Bali.
Lebih lanjut dikatakannya, Bali memiliki sumber daya alam (SDA) baik lahan dan air yang terbatas. Untuk wisatawan yang masuk ke Bali harus dibatasi. “Hal ini karena Bali memiliki daya tampung yang terbatas,” katanya.
Ia menegaskan, kunjungan wisatawan yang berlibur ke Bali harus dikontrol. Hal ini secara tidak langsung wisatawan yang berlibur ke Bali bisa mengarah wisatawan berkualitas.
Pariwisata Bali tidak lagi hanya mengejar kuantitas kunjungan wisatawan. Secara bertahap pariwisata Bali harus bergeser dari mass tourism ke wisatawan berkualitas. Menurut Bagus Sudibya, daya dukung pariwisata Bali yang terbatas harus mengatur supply and demand akomodasi dan daya tarik pendukungnya.
Ia menambahkan, jumlah kamar hotel harus dibatasi sehingga sesuai dengan kebutuhan kamar bagi wisatawan yang berlibur ke Bali. Dengan jumlah yang sesuai kebutuhan akan memunculkan harga kamar hotel yang ideal. “Dengan pengaturan supply and demand akomodasi, wisatawan yang ke Bali tentu wisatawan berkualitas ,” katanya. (kup)