BISNIS apapun yang digeluti, harus diikuti optimisme yang tinggi. Tak terkecuali bisnis jual beli motor bekas. “Bisnis ini sebetulnya cukup prospektif karena minat beli konsumen cukup tinggi. Mereka lebih suka membeli motor bekas selain kondisi motor banyak yang bagus, harga jual juga relatif murah dibandingkan membeli motor baru,” ungkap Nengah Rahayu yang sudah belasan tahun mengeluti bisnisnya ini.
Dalam menjual produk, dia menekankan pada kualitas layanan. Selain tegur sapa yang ramah kepada konsumen, dalam transaksi juga melayani kredit. Menurutnya, kini banyak orangtua mencari motor untuk anak-anak mereka untuk tujuan dibawa sekolah. Agar lebih ekonomis banyak dari mereka membeli motor bekas saja. Perbedaan harga yang lumayan antara motor baru dengan bekas namun kondisi motor bekas yang tak kalah bagus memacu minat beli konsumen. Contoh Scoopy tahun 2015 yang harga barunya mencapai kisaran Rp 17 juta, harga bekasnya tak lebih dari Rp 14 juta. Demikian motor lainnya banyak yang harganya relatif lebih murah.
Ia optimis dengan promosi yang gencar baik dari mulut ke mulut maupun lewat media sosial, volume trransaksi dapat ditingkatkan. Jelang tahun baru 2019 kondisi penjualan cukup ramai. Ini sangat disyukurinya dengan makin meningkatkan layanan. Dia optimis bisnis jual beli motor bekas bisa menjadi salah satu mata pencaharian dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Walaupun jual motor bekas jangan heran modal yang digulirkan tak kalah besar yakni ratusan juta rupiah. Ini diperuntukkan untuk tetap menjaga kontinuitas usaha dan menjaga stok sehingga menyikapi permintaan yang ramai pelayanan optimal tetap bisa diberikan. (gun)