Denpasar (Bisnis Bali) – Desember 2018 Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami kenaikan 0,70 persen, dari 103,15 pada November 2018, menjadi 103,87. Pencapaian NTP pulau dewata tersebut berhasil melampaui pencapaian nasional yang hanya mengantongi 103,16 dengan kenaikan 0,04 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Bali, I Gede Nyoman Subadri, S.E., di Denpasar, Rabu (2/1) mengungkapkan, NTP atau Farmers Term of Trade merupakan salah satu indikator proksi untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk biaya produksi usaha pertaniannya maupun untuk konsumsi rumah tangganya.
“Indeks NTP diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib). Makin tinggi indeks NTP, secara relatif makin kuat pula peranannya pada tingkat kemampuan atau daya beli petani,” tuturnya.
Jelas Subadri, Desember 2018 lalu indeks NTP Provinsi Bali tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,70 persen. Kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani yang lebih besar daripada kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar oleh petani. Katanya, indeks harga It mencapai 136,40 naik 1,74 persen dibandingkan November 2018 yang besarnya 134,06, sedangkan indeks Ib Desember 2018 tercatat mengalami kenaikan 1,04 persen dari 129,96 November menjadi 131,32.
“Beberapa komoditas tercatat mengalami kenaikan harga cukup tinggi mulai harga di produsen maupun di konsumen. Kenaikan itu kemungkinan disebabkan oleh hari raya Natal dan hari raya Galungan yang jatuh hampir bersamaan serta adanya liburan panjang di akhir tahun yang mendorong naiknya permintaan,” ujarnya.
Sambungnya, pencapaian Bali jika diibandingkan dengan NTP Nasional, maka capaian NTP Bali melampaui. Sebab, Desember 2018 indeks NTP gabungan secara nasional hanya tercatat 103,16 dengan kenaikan 0,04 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh indeks harga It nasional yang naik 0,54 persen, sedangkan indeks harga Ib tercatat mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu 0,50 persen periode sama.
Sementara itu, tambahnya Desember 2018 kenaikan indeks NTP paling besar tercatat pada subsekor peternakan, yaitu 1,70 persen, disusul subsektor hortikultura 1,48 persen, dan tanaman pangan 0,31 persen. Di sisi lain penurunan indeks NTP tercatat pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dan perikanan dengan penurunan masing-masing 1,39 persen dan 0,86 persen. (man)