Era Digital Banking, Bank bisa Kuasai Pasar Milenial

255

Mangupura (Bisnis Bali) – Perkembangan teknologi ke depannya tidak bisa dihindari, termasuk di bisnis bank. Industri perbankan dituntut mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan nasabah, jika tidak akan tergilas.

“Pada era digital banking inilah perbankan harus bisa menguasai pasar anak muda mengingat mereka generasi milenial yang tidak menginginkan layanan yang lama dan susah,” kata pemerhati perencanaan keuangan dan perbankan Indra Gunawan di Nusa Dua, Senin (31/12) lalu.

Generasi milinial pada 2019 akan banyak menggunakan teknologi dibandingkan transaksi secara langsung, termasuk di kegiatan perbankan. Untuk itu, perbankan harus memperbanyak produk-produk digital agar bisa mejangkau pasar milenia atau generai Y.

“Bank menjangkau generasi milenial karena sebagian besar masyarakat berusia muda yang kini terbiasa dengan teknologi informasi,” ujarnya.

Agar dapat memberikan layanan yang lebih baik dan bersaing bagi kalangan melenial, diakui bank perlu memiliki terobosan kerja yang terstruktur namun komprehensif terhadap teknologi informasi (IT).

“Kuncinya bank harus bisa beradaptasi dengan  IT dan berinovasi dalam berbagai solusi dan layanan perbankan berbasis digital yang memberikan kemudahan pelayanan dan transaksi kepada nasabah,” tegasnya.

Hal sama dikatakan Certified Financial Planner Agus Hely Setyono. Kata dia generasi milenial ke depannya mulai usia 17 hingga 28 tahun terbanyak dan pasar ini untuk bank sangat berpeluang sehingga harus bisa diisi karena merupakan pasar yang penuh inisiatif, inovatif dan prospektif. Teknologi digital secara tidak langsung juga akan mendorong inklusi keuangan. Masyarakat tidak lagi akan datang ke kantor melainkan lebih banyak transaksi lewat internet banking, mobile banking, transkasi nontunai dan lainnya.

“Itu terjadi karena selain financial digital juga untuk menghindari macet, antre dan lainnya yang bikin repot,” paparnya.

Sementara pemerhati perbankan IB Kade Perdana, M.M. mengatakan, era digital sudah mulai berlangsung sehingga perbankan pun dituntut melakukan inovasi. Itu berarti jangankan tenaga kerja sumber daya manusia (pegawai) yang akan terus berkurang,  bank pun ke depan banyak yang akan tergerus jumlahnya.

“Era teknologi dengan kemampuan canggih bisa dengan mudah, efisien dan efektif menggantikan fungsi dan posisi tenaga kerja SDM,” paparnya. (dik)